Pemerintan Irah sempat meminta bantuan pada pemerintah Amerika Serikat terkait kecelakaan yang menewaskan Presiden Ebrahim Raisi pada Minggu (19/5) lalu. Kendati demikian, AS menolak permohonan tersebut.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri AS, Matthew Miller, bilang biasanya pihak AS bakal menawarkan bantuan pada pemerintah negara manapun dalam situasi seperti ini. Namun ada alasan mengapa pihaknya menolak permintaan Iran.
“Pada akhirnya, sebagian besar karena alasan logistik, kami tidak dapat memberi bantuan itu,” kata Miller dilansir dari Reuters, Rabu (22/5).
Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, telah mengumumkan lima hari berkabung nasional dan menyampaikan belasungkawa pada rakyat Iran. Khamenei lalu menugaskan Wakil Presiden Iran, Mohammad Mokhber, menjalankan tugas sebagai presiden, menjelang pemilu yang akan digelar 50 hari lagi.
Negara itu masih belum memberi keterangan resmi mengapa helikopter Bell 212 buatan AS itu bisa jatuh di dekat perbatasan Azerbaijan. Sejumlah laporan media lokal menuturkan penyebab helikopter Presiden Iran jatuh kemungkinan karena menabrak bukit.
Lokasi helikopter jatuh hanya beberapa kilometer dari situs bendungan, tepatnya di sebuah wilayah pedalaman dekat area Dizmar. Ada tiga helikopter yang terbang bersama-sama. Helikopter Ebrahim Raisi jatuh, sementara dua heli lainnya yang mengangkut pejabat, serta menteri lain berhasil selamat sampai tujuan.
Para ahli meyakini penyebab helikopter Presiden Iran jatuh karena cuaca buruk. Paul Beaver, pakar penerbangan dan mantan pilot helikopter mengungkapkan bahwa tutupan awan, kabut dan suhu rendah turut menjadi penyebab jatuhnya helikopter tersebut.
Tidak seperti pesawat, helikopter tidak bisa dengan mudah terbang di atas cuaca buruk. Meski demikian, tim evakuasi masih melakukan penyelidikan. Namun di awal pemberitaan, sejumlah media membenarkan cuaca buruk di lokasi kejadian.