Terjadi penembakan massal di Tel Aviv, Israel pada Selasa malam (1/10), beberapa menit sebelum Iran menembakan rentetan rudal balistik. Polisi Israel menyebutkan tujuh orang tewas dalam serangan penembakan.
Polisi Israel mengatakan penembakan dilakukan oleh dua pria yang diduga berkewarganegaraan Palestina. Keduanya ditembak dan dibunuh oleh petugas keamanan dan pejalan kaki bersenjata.
Polisi dan paramedis merawat 16 orang lainnya yang terluka dalam penembakan tersebut. Beberapa menit kemudian, orang-orang berhamburan ke tempat perlindungan ketika Iran melancarkan serangan.
Iran meluncurkan roket salvo dengan sekitar 200 rudal balistik yang menyasar lokasi militer Israel. “Ini merupakan serangan terbesar yang pernah dilakukan oleh Iran,” demikian dikutip dari CNN Internasional, Rabu (2/10).
Para pemimpin Iran mengatakan serangan itu dimaksudkan sebagai peringatan bagi Israel agar tidak terlibat dalam perang langsung dengan musuh lama. Mereka menyatakan akan membalas lebih kuat dan menyakitkan, jika Israel kembali menyerang.
Eskalasi itu terjadi sekitar 24 jam setelah Israel melancarkan perang darat di Lebanon untuk mengejar Hizbullah. Serangan Iran ini juga terjadi beberapa hari setelah Israel membunuh pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah dalam serangan di Beirut.
Iran memberikan pemberitahuan 72 jam sebelum serangan tersebut guna meminimalkan korban jiwa.
Pasukan Pertahanan Israel atau IDF mengatakan pada Rabu, serangan Iran itu mengakibatkan beberapa pangkalan udara rusak. “Tidak ada korban luka yang dilaporkan di Israel, tetapi satu orang tewas di Tepi Barat,” kata pihak berwenang dikutip dari The Guardian.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban penembakan massal dan serangan rudal Iran. Dia mengancam akan menyerang balik Iran.
"Iran membuat kesalahan besar malam ini dan akan membayarnya," kata Netanyahu.