Pidato Netanyahu Diinterupsi Teriakan "Shame on You"

ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah/rwa.
Warga berhenti di dekat poster bergambar PM Israel Benjamin Netanyahu yang ditempel di Jalan Jogokariyan, Yogyakarta.
Penulis: Hari Widowati
29/10/2024, 10.15 WIB

Para pengunjuk rasa menginterupsi pidato Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dalam sebuah upacara untuk mengenang para korban serangan Hamas di Israel selatan tahun lalu, Minggu (27/10).

Menurut laporan Associated Press, para pengunjuk rasa meneriakkan “Shame on You” dan membuat keributan, sehingga memaksa Netanyahu menghentikan pidatonya tak lama setelah dimulai. Acara peringatan besar ini disiarkan secara langsung di seluruh negeri.

Banyak warga Israel menyalahkan Netanyahu atas kegagalan pemerintah yang menyebabkan serangan Hamas pada 7 Oktober 2023. Mereka menganggap Netanyahu bertanggung jawab atas belum dibawanya pulang sandera yang masih ditahan oleh kelompok militan tersebut di Gaza.

Pejabat Palestina mengatakan serangan Israel di Gaza utara telah menewaskan sedikitnya 22 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, Minggu (27/10). Kelompok-kelompok pemberi bantuan menggambarkannya sebagai bencana kemanusiaan. Israel mengatakan mereka menargetkan para militan.

Dalam perkembangan terpisah, sebuah truk menabrak sebuah halte bus di dekat kota Tel Aviv, Israel, melukai 35 orang. Polisi Israel menggambarkannya sebagai sebuah serangan dan mengatakan sang penyerang adalah seorang warga negara Arab Israel. Penabrakan terjadi di dekat markas besar badan mata-mata Israel, Mossad.

Respons Iran terhadap Serangan Israel

Sementara itu, pemimpin tertinggi Iran mengatakan serangan Israel ke negaranya pada akhir pekan lalu tidak boleh dibesar-besarkan atau diremehkan. Iran tidak menyerukan pembalasan, hal ini mengisyaratkan Iran sedang mempertimbangkan dengan seksama tanggapannya terhadap serangan tersebut.

Ayatollah Ali Khamenei, pemimpin tertinggi Iran yang berusia 85 tahun, mengatakan pemerintahannya akan menentukan bagaimana menyampaikan kekuatan dan kehendak rakyat Iran kepada rezim Israel. Khamenei akan membuat keputusan akhir tentang bagaimana Iran merespons serangan-serangan Israel.

Pada Sabtu (26/10), pesawat-pesawat tempur Israel menyerang target-target militer di Iran sebagai respons atas serangan rudal balistik Iran pada awal bulan ini.

Baku tembak ini telah meningkatkan kekhawatiran akan terjadinya perang regional yang mengadu domba Israel dan Amerika Serikat dengan Iran dan proksi-proksi militannya, termasuk Hamas dan kelompok militan Hizbullah di Libanon. Israel telah melancarkan invasi darat di Libanon pada awal bulan ini setelah hampir satu tahun mengalami konflik di tingkat yang lebih rendah.

Militer Israel mengatakan empat tentara, termasuk seorang rabi militer, tewas dalam pertempuran di Lebanon selatan, pada Minggu (27/10). Lima personel lainnya terluka parah. Sebuah pesawat tak berawak yang meledak dan sebuah proyektil yang ditembakkan dari Lebanon melukai lima orang di Israel pada hari Minggu (27/10).

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan serangan Israel ke Iran “sangat merugikan” Iran dan mencapai semua tujuan Israel.

“Angkatan udara melakukan serangan di seluruh Iran. Kami sangat merugikan kemampuan pertahanan Iran dan kemampuannya untuk memproduksi rudal yang diarahkan ke kami,” kata Netanyahu dalam komentar publik pertamanya mengenai serangan tersebut, seperti dikutip Associated Press.

Gambar-gambar satelit menunjukkan kerusakan pada dua pangkalan militer Iran yang dirahasiakan. Satu pangkalan yang terkait dengan pengembangan senjata nuklir dan satu pangkalan lainnya terkait dengan program rudal balistik Iran.