Warga Amerika Serikat (AS) yang kecewa dengan hasil pemilu AS melampiaskan kekecewaan mereka secara online. Mereka mencari informasi mengenai cara-cara untuk pindah ke luar negeri.
Google Trends menunjukkan penelusuran yang terkait dengan “meninggalkan negara” dan “bagaimana cara pindah ke...” melonjak setelah berita kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden 2024.
Trump, yang merupakan kandidat dari Partai Republik, mengalahkan Wakil Presiden Kamala Harris, kandidat dari Partai Demokrat. Berdasarkan data hitung cepat Reuters, Trump memperoleh 312 electoral college, sedangkan Harris hanya mendapatkan 226 electoral college. Untuk menjadi pemenang pemilu, kandidat presiden AS harus mendapatkan minimal 270 electoral college.
Pencarian untuk “bagaimana cara pindah ke Kanada” mencapai puncaknya pada 6 November. Google Trends menunjukkan ketertarikan pada frasa tersebut paling tinggi di antara kubu-kubu Partai Demokrat, seperti Vermont, Maine, Oregon, dan Washington.
Pencarian untuk “dapatkah saya pindah ke negara lain” paling tinggi di dua negara bagian “tembok biru” yang sangat penting - Wisconsin dan Pennsylvania, yang disebut oleh NBC News mendukung Trump. Pencarian tersebut juga tinggi di negara bagian Oregon, Minnesota, dan Indiana.
Melansir laporan CNBC, sebuah survei yang dilakukan awal bulan ini menemukan bahwa 21% warga AS mengatakan mereka akan mempertimbangkan untuk pindah ke luar negeri jika kandidat yang mereka pilih kalah dalam pemilihan.
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Casino.org - situs yang menyediakan berita, informasi, dan penelitian untuk para gamer - sentimen tersebut tampaknya lebih didasarkan pada rasa frustasi, daripada niat yang sebenarnya.
Di antara mereka yang disurvei, hampir 60% mengatakan mereka “sangat tidak mungkin” untuk pindah. Hanya 2,6% responden yang mengatakan mereka “sangat mungkin” untuk pindah.
Negara Mana yang Menjadi Tujuan Warga AS?
Kanada merupakan negara yang berada di urutan teratas bagi warga AS yang ingin pindah dari negaranya. Satu dari lima orang Amerika memilih negara ini sebagai tujuan pilihan mereka setelah hasil pemilihan presiden yang mengecewakan.
Inggris berada di urutan kedua dalam daftar. Jepang, primadona pariwisata Asia, berada di urutan ketiga.
Negara Asia Timur ini merupakan salah satu negara yang paling homogen secara etnis dan maju di dunia, dengan tingkat imigrasi yang rendah. Namun, di tengah pergeseran demografis yang diakibatkan oleh populasi yang menua dan tenaga kerja yang menyusut, negara ini membuka diri terhadap orang asing.
Jepang meluncurkan visa “Digital Nomad” pada awal tahun ini yang memungkinkan orang asing yang memenuhi syarat untuk tinggal di negara ini hingga enam bulan. Program ini terbuka bagi mereka yang bekerja untuk perusahaan non-Jepang dan berpenghasilan minimal 10 juta yen (Rp 1,02 miliar) per tahun.
Berikut adalah negara-negara teratas di mana responden mengindikasikan minat untuk pindah, jika kandidat pilihan mereka kalah dalam pemilu AS:
1. Kanada
2. Inggris Raya
3. Jepang
4. Australia
5. Italia
6. Irlandia
7. Selandia Baru
8. Swiss
9. Spanyol
10. Prancis
Mempertimbangkan Faktor Budaya
Di antara mereka yang mengindikasikan ketertarikan untuk pindah ke luar negeri, “budaya” disebut sebagai alasan utama. Responden juga memperhitungkan faktor pekerjaan dan perawatan kesehatan.
Pajak dan pendidikan masing-masing disebutkan oleh sekitar 3% responden sebagai alasan untuk pindah ke luar negeri setelah kekalahan kandidat yang mereka pilih.
Survei ini mensurvei lebih dari 4.000 orang Amerika, berusia 18-65 tahun, tentang perasaan mereka untuk pindah ke luar negeri setelah hasil pemilihan presiden AS tahun 2024.
Jajak pendapat nasional NBC News pada September lalu menunjukkan hampir dua pertiga orang Amerika mengatakan negara ini berada di “jalur yang salah”. Hasil survei ini turun dari hasil survei pada Januari 2024 di mana 73% mengindikasikan hal yang sama.