Baju Lama atau Baru, Gaya Busana Lebaran Masyarakat Tetap Seru

123RF.com
Penulis: Tim Publikasi Katadata - Tim Publikasi Katadata
13/5/2020, 09.29 WIB

Survei menyebutkan, fesyen lebaran tahun ini tidak diwarnai dengan aksi membeli pakaian baru. Riset yang dilakukan Katadata Insight Center (KIC) terhadap 484 responden di 27 provinsi mencatat dari total responden beragama Islam, sebanyak 81,6 persen mengaku tak membeli pakaian baru untuk dikenakan sebagai baju lebaran

Walaupun demikian, masyarakat di berbagai daerah memiliki selera berbusana yang unik dan berbeda satu dengan lainnya terutama saat momen Idul Fitri. Banyak faktor melatarbelakangi, selain selera pribadi, kultur setempat biasanya juga memperngaruhi.

Di Aceh misalnya, busana muslim sangat tertutup dan tidak membentuk lekuk tubuh seperti model kaftan dan gamis banyak diminati kaum hawa. Fitri, 27, selaku pedagang pakaian di Pasar Aceh, Kota Banda Aceh mengutarakan, kaftan banyak diminati wanita berusia di bawah 35 tahun. Sedangkan model gamis Arab, Turki, dan Mesir alias gamis hikmat menjadi kesukaan mereka yang berusia 40 tahun ke atas.

Sementara itu, pedagang pakaian lain di Pasar Aceh, Arul, mengungkapkan bahwa baju koko dan kain sarung merupakan busana terbanyak dicari kaum pria. “Pakaian koko itu semua kalangan meminati,” ujarnya kepada Antara saat diwawancara jelang lebaran 2019.

(Baca juga : Tak Perlu Belanja, Sulap Saja Pakaian Lama agar Tampak Baru)

Lain lagi dengan Balikpapan, model baju muslim terbanyak dicari jelang lebaran adalah model Kurta. Baju ini merupakan pakaian tradisional Pakistan, India, Afghanistan, Sri Lanka dan Nepal yang panjangnya sampai ke lutut.

Erwin, salah satu pemilik toko baju di Balikpapan mengatakan, jenis pakaian pria ini digemari semua kalangan usia. Harga untuk berbagai baju muslim yang ditawarkan di tokonya berkisar dari Rp 200.000 - Rp 500.000.

Nah, kalau untuk fesyen pria, baju koko tetap favorit termasuk bagi kaum adam di Papua. Baju koko model Turki dengan panjang hingga lutut menjadi salah satu baju yang paling laku di salah satu toko pakaian di Abepura, Papua. Sementara muslimah Papua, juga menggemari gamis seperti di Balikpapan.

(Baca juga : Tren Baju Lebaran Tahun Ini Versi Marketplace Fesyen)

Kain Batik

Walaupun model baju lebaran masyarakat didominasi gaya busana khas Timur Tengah, tetapi batik asli Indonesia tak kalah populer. Sering kali produsen batik mengeluarkan edisi khusus lebaran sehingga memberikan pilihan berbeda bagi konsumen.

Contohnya, Bupati Pamekasan Baddrut Tamam yang gencar mempromosikan sarung dan batik tulis khas Pamekasan agar menjadi busana lebaran pilihan masyarakat pada tahun lalu. Tak tanggung-tanggung, para pejabat di lingkungan Pemkab Pamekasan juga diminta agar mengenakan batik khas daerah mereka pada momen Idul Fitri.

Selain di Pamekasan, pemakaian baju batik saat hari raya turut dipromosikan Banyuwangi. Motif batik asal Banyuwangi beragam, mulai dari motif Sekar Jagad Blambangan, Gajah Uling Gedegan, Liris, hingga motif Blarak Semplah. Harga yang dibanderol mulai Rp 85 ribu - Rp 100 ribu.