Pandemi corona membuat banyak perusahaan harus memangkas jumlah tenaga kerja, bahkan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawan. Data Kementerian Ketenagakerjaan dan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Tenaga Kerja (BP Jamsostek) mencatat ada tiga juta tenaga kerja yang terdampak Covid-19 pada 1 April sampai 27 Mei 2020.
Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah sempat menyebut estimasi tambahan pengangguran dapat mencapai 2,92 juta hingga 5,23 juta orang pada tahun ini. “Kami berusaha menekan angka pengangguran tidak tembus dua digit,” katanya pada 18 Juni 2020 di Istana Merdeka, Jakarta.
Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan memproyeksikan angka pengangguran dan kemiskinan akan meningkat selama 2020. Pada perhitungan dasar (normal), tingkat pengangguran terbuka (TPT) diperkirakan sebesar 5,18%. Sedangkan tingkat kemiskinan sebesar 9,18%.
Untuk perhitungan berat, TPT diprediksi sebesar 7,33% dan kemiskinan 9,88%. Adapun pada perhitungan sangat berat, TPT mencapai 9,02% dan kemiskinan bisa tembus dua digit menjadi 10,98%, seperti terlihat pada grafik Databoks berikut ini.
Pandemi juga menimbulkan sederet masalah ketenagakerjaan. Lebih dari setengah atau 57,3% masalah yang muncul adalah terdampaknya pekerja formal dan informal. Mereka yang masuk dalam kelompok ini sebesar 1,75 juta tenaga kerja.
Tingkat pengangguran terbuka terbanyak, menurut catatan Badan Pusat Statistik (BPS), berasal dari lulusan sekolah menengah kejuruan (SMK). Di bawahnya adalah sekolah menengah atas (SMA), diploma I/II/III, dan sekolah menengah pertama (SMP).
Kondisi ini membuat pasar tenaga kerja semakin ketat. Perusahaan akan semakin selektif dalam memilih kandidat pekerja. Berbagai metode tes dilakukan untuk mendapatkan pekerja dengan kompetensi tinggi. Melansir dari Kumparan.com, soft skill saat ini juga menjadi pertimbangan perusahaan merekrut karyawan.
Soft skill adalah kemampuan perilaku yang dimiliki seseorang dalam mencapai karier pekerjaan dalam interaksi yang baik dengan lingkungan. Hal ini dapat tercapai dengan melakukan komunikasi, menyesuaikan diri, kerja sama, interaksi sosial, mengelola waktu, membangun jaringan, memecahkan masalah serta kemampuan interpersonal yang dapat meningkatkan kinerja dan tujuan organisasi.
Melansir dari Business Insider, LinkedIn merilis lima soft skill yang paling dibutuhkan perusahaan pada tahun ini.
1. Kreativitas
Ketrampilan ini meliputi kemampuan seseorang untuk memiliki solusi kreatif pemecahan masalah di berbagai situasi. Perusahaan memerlukan seseorang yang dapat dengan lugas mengeluarkan ide-ide kreatif saat bekerja dan sosok yang tidak kaku serta mampu bergerak dinamis.
2. Persuasi
Kemampuan ini berhubungan dengan cara seseorang meyakinkan idenya agar diterima oleh orang lain. Perusahaan sangat membutuhkan karyawan yang memiliki ketrampilan persuasi, terlebih di masa persaingan yang ketat dengan perusahaan kompetitor.
3. Kolaboratif
Kemampuan ini wajib dimiliki ketika karyawan bekerja bersama tim. Seseorang yang mampu mengelaborasi gagasannya dengan anggota tim lain tentu memiliki poin lebih ketimbang seseorang yang cenderung pasif dalam tim.
4. Adaptif
Cepat beradaptasi dan melebur bersama budaya kerja menjadi kemampuan penting di perubahan dunia yang sangat dinamis dan mengalami krisis karena pandemi Covid-19.
5. Kecerdasan emosional
Tekanan pekerjaan tinggi mesti dihadapi pekerja di era yang dinamis ini. Seseoang yang mempu mengelola stress dengan baik serta tetap fokus bekerja dalam kondisi apa pun punya peranan penting bagi perusahaan. Kemampuan ini juga meliputi kemampuan menyesuikan diri dan tidak mencampur aduk masalah pribadi di pekerjaan.
Penyumbang bahan: Muhamad Arfan Septiawan (magang)