Apakah Anda termasuk yang belakangan ini semakin kesulitan untuk memulai tidur, sering terbangun pada malam hari, atau jam tidur menjadi semakin larut? Jika iya, kemungkinan Anda sedang mengalami coronasomnia.
Menurut para ahli, istilah coronasomnia merujuk kepada gangguan tidur berupa kurang tidur saat pandemi Covid-19. Kondisi ini dipengaruhi oleh tingkat stres. Ya, sebagian individu mengalami kerentanan yang lebih tinggi terhadap stres karena perubahan besar dalam berbagai aspek kehidupan selama pandemi.
Laman Indonesiabaik.id menyebutkan, coronasomnia pada seseorang belakangan menciptakan semacam populasi baru khususnya pada para penderita insomnia kronis. Coronasomnia dapat berdampak kepada penurunan produktivitas individu, peningkatan risiko hipertensi, depresi, maupun masalah kesehatan lain.
Kemungkinan, coronasomnia muncul lantaran terpicu beberapa kondisi, misalnya stres terus menerus. Kondisi ini bisa disebabkan masalah tertentu, contohnya kesulitan ekonomi, sulit bertemu keluarga, atau karena terus dihantui pertanyaan: kapan pandemi selesai. Belum lagi perkara perubahan kebiasaan sejak pandemi, salah satunya kebijakan bekerja dari rumah (WFH).
Laman Instagram Pandemictalks menyebutkan, coronasomnia menandakan adanya pola tidur yang tidak sehat sehingga menyebabkan gangguan fisik dan psikis.
Contohnya, penurunan sistem imun, peningkatan risiko sakit jantung koroner dan kanker, peningkatan berat badan, mudah mengantuk, dan tidak bersemangat. Belum lagi, penurunan produktivitas, sulit konsentrasi, perubahan suasana hati, dan lain-lain.
Oleh karena itu, segera lakukan terdapat beberapa hal ini guna membantu mengatasi coronasomnia. Dirangkum dari sejumlah sumber, pertama-tama yang perlu dilakukan adalah mempertahankan rutinitas harian seperti biasa.
Apabila seseorang selama pandemi melakukan WFH, baiknya sebisa mungkin pertahankan jadwal rutinitas seperti saat bekerja sebelum pandemi. Plus, hindari menggunakan kamar tidur sebagai ruangan kerja.
Pertahankan rutinitas tidur. Misalnya, sekitar setengah jam sebelum jadwal tidur, coba matikan lampu. Pasalnya, cahaya terang menghambat produksi melatonin alami di otak. Cara ini dapat ditunjang dengan menghindari menatap layar ponsel di kamar tidur. Cahaya dari layar gawai juga membuat otak tidak memproduksi melatonin alami.
Jangan lupa berolahraga secara teratur. Sejumlah pakar menyebutkan, akan lebih baik jika tubuh kita dibiarkan lelah selama seharian sehingga bisa membantu tidur lebih cepat dan lelap pada malam hari.
Perihal lain, hindari makan malam terlambat. Sebaiknya, maksimal jam makan malam sekitar tiga sampai empat jam sebelum tidur. Bagi Anda pecinta kopi, teh, dan alkohol, maka kurangi intensitas konsumsinya. Sebaiknya tidak mengonsumsi kafein setelah pukul 17.00.
Apabila berbagai usaha di atas dilakukan tetapi tak kunjung membuahkan hasil, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan profesional, dalam hal ini dokter. Coronasomnia perlu mendapat perhatian setiap individu mengingat aktivitas tidur berpengaruh kepada kesehatan fisik dan mental secara menyeluruh.
Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan