Menilik Manfaat Gotong Royong di Kehidupan Sehari-hari

Muhammad Zaenuddin|Katadata
Warga Suku Baduy Luar mengikuti tradisi Ngaseuk atau musim tanam di Desa Bojong Menteng, Lebak, Banten, Senin (1/11/2021). Sebanyak 600 orang warga suku baduy mengikuti Tradisi Ngaseuk yang merupakan tradisi tahunan warga Suku Baduy menanam padi huma dan palawija untuk memenuhi kebutuhan pangan dan pendapatan ekonomi.
Penulis: Fathnur Rohman
Editor: Safrezi
23/12/2021, 16.19 WIB

Manfaat gotong royong sangat berguna untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang harus dilakukan secara berkelompok. Gotong royong bisa diartikan sebagai rasa solidaritas dan kerja sama di tengah kehidupan masyarakat.

Di Indonesia istilah gotong royong sudah dikenal sejak dulu. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata gotong royong memiliki arti bekerja bersama-sama atau saling tolong-menolong.

Contoh dan manfaat gotong royong bisa ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, di sebuah desa tertentu umumnya akan ada kerja bakti yang melibatkan sekelompok warga tanpa memikirkan imbalan sedikitpun. Mereka dengan sukarela bekerjasama membersihkan kawasan tempat tinggalnya beramai-ramai sampai daerah itu bersih.

Kata gotong royong memang sangat lekat dengan kehidupan masyarakat pedesaan. Ini memang wajar, karena orang yang tinggal di desa masih memiliki rasa solidaritas dan kekeluargaan yang cukup tinggi. Akan tetapi, hal tersebut bukan berarti mengesampingkan masyarakat perkotaan. Sebab, hingga kini semangat gotong royong masih bisa ditemukan di wilayah manapun di Indonesia.

Intinya, penjelasan di atas hanyalah sebatas penilaian subjektif. Menurut buku Sosiologi Perdesaan yang diterbitkan oleh CV Pustaka Setia Bandung, dijelaskan bahwa masyarakat desa merupakan kelompok atau sebuah komunitas kecil yang dapat saja memiliki ciri-ciri aktivitas ekonomi begitu beragam, tidak di sektor pertanian saja.

Kebanyakan masyarakat desa masih memegang adat dan tradisi yang diwariskan oleh leluhurnya. Sehingga kerja sama dan manfaat gotong royong, menjadi hal lumrah dilakukan oleh mereka.

Untuk mengetahui lebih lanjut tentang karakteristik masyarakat desa dan perkotaan, simak penjelasan lengkapnya berikut ini!

Ciri-Ciri Masyarakat Desa dan Kota

Menilik Tradisi Ngaseuk Ala Masyarakat Adat Suku Baduy (Muhammad Zaenuddin|Katadata)

 

Kata “masyarakat” dalam KBBI memiliki makna sebagai sejumlah manusia dalam arti seluas-luasnya yang terikat oleh suatu kebudayaan yang mereka anggap sama. Sedangkan kata “warga” berarti anggota dari perkumpulan, keluarga, dan sebagainya. Warga juga bisa diartikan sebagai tingkatan dalam masyarakat.

Sementara itu, menurut dalam buku berjudul Otonomi Desa Merupakan Otonomi yang Asli, Bulat dan Utuh, pengertian desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai susunan asli berdasarkan hak asal-usul yang bersifat istimewa. Landasan pemikiran terkait pemerintahan desa adalah keragaman, partisipasi, otonomi asli, demokratisasi, dan pemberdayaan masyarakat.

Selain desa, suatu negara memiliki daerah administratif yang disebut kota. Dalam sejumlah literatur, kota adalah suatu kawasan atau tempat berkembangnya kegiatan sosial, budaya dan ekonomi perkotaan. Kota merupakan sebuah sistem terbuka, baik secara fisik maupun sosial ekonomi. Wilayah semacam ini bersifat tidak statis dan dinamis atau bersifat sementara.

Berdasarkan semua penjelasan di atas, maka bisa disimpulkan bahwa keberadaan kota dan desa serta masyarakat yang hidup di dalamnya tidak bisa dilepaskan. Semuanya memiliki keterkaitan. Meski begitu jika ditelaah lebih jauh lagi, ada sedikit hal yang membedakan antara masyarakat desa serta masyarakat pedesaan.

Dikutip dari jurnal berjudul Menilik Urgensi Desa di Era Otonomi Daerah karya Agusniar Rizka Luthfia, berikut karakteristik desa dan kota, serta kehidupan masyarakat di dalamnya:

Karakteristik Masyarakat Desa

  1. Besarnya peranan kelompok primer.
  2. Adanya faktor geografis yang menentukan dasar pembentukan kelompok atau asosiasi.
  3. Lebih homogen.
  4. Hubungan masyarakat lebih bersifat intim dan awet.
  5. Mobilitas sosial rendah.
  6. Keluarga lebih ditekankan sebagai fungsi unit ekonomi.
  7. Populasi anak dalam proposi yang lebih besar.

Karakteristik Masyarakat Perkotaan

  1. Besarnya peranan kelompok sekunder.
  2. Anonimitas merupakan ciri kehidupan masyarakatnya.
  3. Lebih heterogen.
  4. Mobilitas sosial tinggi.
  5. Tergantung pada spesialisasi.
  6. Hubungan antara individunya lebih berdasarkan pada kepentingan bukan faktor kedaerahan.
  7. Lebih banyak lembaga dan fasilitas untuk mendapatkan barang serta pelayanan.
  8. Lebih banyak mengubah lingkungan.

Dari penjabaran di atas maka bisa diambil sedikit kesimpulan kalau masyarakat desa hidup dalam satu lingkungan, yang di mana mereka saling mengenal dengan baik. Selain itu, desa di Indonesia memiliki tradisi masing-masing. Misalnya ada satu forum musyawarah yang membahas berbagai macam hal, seperti gotong royong dan sebagainya.

Sementara itu, ada pendapat yang mengatakan kalau desa merupakan embrio sebelum terbentuknya suatu kota. Kemudian, kota akan terus tumbuh subur hingga membentuk satu kawasan yang terikat secara kultural sampai membentuk sebuah negara.

Kembali ke gotong royong, aktivitas masyarakat yang didasari atas rasa kebersamaan dan kekeluargaan ini menjadi identitas masyarakat di Indonesia. Namun begitu, seiring berkembangnya zaman hal positif ini mulai tergerus serta hilang secara perlahan.

Padahal manfaat gotong royong bisa mendekatkan kehidupan satu individu dengan individu lain dan sebaliknya. Lebih lanjut, simak manfaat gotong royong di bawah ini.

Contoh Penerapan dan Manfaat Gotong Royong di Kehidupan Sehari-hari

TRADISI KENDURI KUBURAN DI ACEH (ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas/rwa.)

 

Dihimpun dari berbagai sumber, berikut beberapa manfaat gotong royong yang dapat ditemukan pada kehidupan sehari-hari:

1. Menimbulan Rasa Kebersamaan

Manfaat gotong royong pertama adalah bisa menumbuhkan rasa kebersamaan di dalam suatu kelompok masyarakat. Contohnya seperti saat ada aktivitas pembangunan masjid. Biasanya warga akan secara sukarela membantu dan membangun tempat ibadah itu secara sukarela karena menjadi fasilitas bersama.

2. Menguatkan Persatuan

Gotong royong sering diidentikan dengan sila ke-3 Pancasila yaitu Persatuan Indonesia. Ini memang wajar, lantaran saat masyarakat bergotong royong mereka akan terikat pada rasa solidaritas yang tinggi.

Selain itu berkat kebersamaan yang terjalin dalam gotong royong, nantinya akan melahirkan persatuan antar anggota masyarakat. Jika sudah begini, maka mereka akan secara bersama-sama bisa menghadapi berbagai permasalahan.

3. Rela Berkorban demi Kepentingan Bersama

Manfaat gotong royong berikutnya ialah memicu rasa rela berkorban. Warga yang bergotong royong secara umum akan melakukan hal apa saja secara sukarela demi kepentingan bersama.

4. Saling Tolong Menolong

Manfaat gotong royong terakhir adalah terciptanya rasa solidaritas tinggi. Masyarakat yang sudah mengenal baik satu sama lain, tidak akan sungkan untuk memberikan pertolongan kepada siapa saja yang membutuhkan. Nilai positif seperti ini harus selalu dirawat serta dijaga.

Itulah beberapa manfaat gotong royong yang bisa ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai masyarakat Indonesia, kita harus terus menjaga aktivitas baik ini agar rasa persatuan tetap terjaga. Baik di tingkat kota hingga desa.