Stigma Adalah Ciri Negatif, Kenali Faktor dan Jenis-jenisnya
Setiap orang memiliki pandangannya masing-masing terhadap orang lain atau suatu hal. Pandangan tersebut tak selalu positif, ada juga yang negatif atau biasa disebut stigma.
Stigma adalah pikiran, pandangan, atau kepercayaan negatif yang diperoleh seseorang dari masyarakat atau lingkungannya, yang biasanya berupa stereotip hingga diskriminasi yang dapat memengaruhi individu secara keseluruhan.
Pengertian Stigma
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), stigma adalah ciri negatif yang menempel pada pribadi seseorang karena pengaruh lingkungannya.
Sementara itu, menurut Kementerian Kesehatan (2012), stigma merupakan tindakan memberikan label sosial yang bertujuan mencemari seseorang atau sekelompok orang dengan pandangan buruk. Stigma adalah proses devaluasi dinamis yang dengan signifikan mendiskreditkan seseorang.
Stigma bisa muncul ketika masyarakat melihat sesuatu yang dianggap menyimpang atau aneh karena hal tersebut tidak seperti sewajarnya.
Faktor-faktor Terbentuknya Stigma
Meneruskan jurnal yang diunggah di laman repository.umy.ac.id, adapun faktor-faktor yang menyebabkan stigma, di antaranya:
Pengetahuan
Stigma dapat terbentuk karena kurangnya pengetahuan atau ketidaktahuan seseorang terhadap suatu hal. Pengetahuan dipengaruhi oleh faktor pendidikan, pekerjaan, umur, lingkungan, dan sosial budaya.
Persepsi
Persepsi terhadap seseorang yang berbeda dari orang lain dapat memengaruhi perilaku dan sikap terhadap orang tersebut.
Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan dapat memicu munculnya stigma. Seseorang dengan tingkat pendidikan tinggi maka kemungkinan besar memiliki pengetahuan yang cukup luas terhadap suatu hal.
Usia
Usia juga bisa menadi faktor yang memengaruhi stigma seseorang. Semakin bertambah umur seseorang, maka semakin berubah pula sikap dan perilakunya sehingga pemikirannya pun bisa turut berubah.
Jenis Kelamin
Menurut Andrewin dalam Salmon (2014), perempuan cenderung memiliki stigma yang tinggi di mana bersikap menyalahkan dibanding dengan laki-laki.
Kepatuhan Agama
Kepatuhan seseorang terhadap agama yang dianutnya bisa memengaruhi sikap dan perilaku seseorang.
Proses Stigma
Menurut seorang peneliti, Pfuhl, proses terjadinya stigma di masyarakat dapat terjadi melalui tiga tahapan, yaitu:
- Proses interpretasi: tidak semua pelanggaran norma mendapat stigma masyarakat, tapi hanya pelanggaran norma yang diinterpretasikan oleh masyarakat sebagai penyimpangan perilaku yang dapat menilmbulkan stigma.
- Proses pendefinisian: setelah tahap interpretasi, selanjutnya adalah proses pendefinisian orang yang dianggap berperilaku menyimpang oleh masyarakat.
- Perilaku diskriminasi: setelah proses pendefinisian, selanjutnya masyarakat akan memberikan perlakuan yang bersifat membedakan (diskriminasi).
Tipe-tipe Stigma
Van Brakel dalam Fiorillo, Volpe, dan Bhugra (2016) mengungkapkan ada lima tipe stigma, yaitu:
- Public Stigma: munculnya reaksi negatif masyarakat terhadap suatu hal.
- Structural Sitgma: sebuah institusi, hukum, atau perusahaan yang menolak suatu hal karena berpandang negatif terhadap hal tersebut.
- Self-stigma: menurunnya harga dan kepercayaan diri seseorang. Contohnya, pasien HIV yang merasa dirinya tidak berharga karena orang-orang di sekitarnya menjauhi dirinya.
- Felt or Perceived Stigma: seseorang dapat merasakan ada stigma terhadap dirinya sehingga takut berada di lingkungan komunitas.
- Experienced Stigma: seseorang pernah mengalami pengalaman diskriminasi dari orang lain.
Sementara itu, mengutip jurnal "Stigmatisasi dan Perilaku Diskriminatif pada Perempuan Bertato", Goffman (1963) menyebutkan tiga tipe stigma yang diberikan terhadap seseorang, yaitu:
- Stigma yang berhubungan dengan kecacatan pada tubuh seseorang.
- Stigma yang berhubungan dengan kerusakan-kerusakan karakter individu.
- Stigma yang berhubungan dengan ras, bangsa dan agama.
Di samping itu, ada dua tipe individu yang simpati dan memberikan dukungan kepada orang-orang yang terstigma, yaitu orang yang mempunyai stigma yang sama dan orang yang karena situasi tertentu menjadi dekat dengan orang yang terstigma.
Jenis Stigma
Terdapat lima jenis stigma yang bisa diidentifikasi terhadap seseorang atau sekelompok orang, yaitu:
1. Label
Label adalah cap negatif yang ditujukan kepada seseorang atau sekelompok orang karena orang tersebut dianggap memiliki cacat mental, fisik, atau perbedaan suku, ras, dan agama.
2. Prasangka
Stigma ini berupa anggapan negatif terhadap seseorang yang belum tentu atau tidak dapat dibuktikan kebenarannya.
3. Stereotip
Stereotip adalah stigma berbentuk penilaian secara umum terhadap seseorang atau sekelompok orang karena penampilan dan latar belakangnya.
4. Diskriminasi
Stigma ini berupa perlakuan yang tidak seimbang dan tidak adil terhadap seseorang atau sekelompok orang karena adanya perbedaan ras, suku, agama, dan golongan.
5. Pengucilan
Stigma ini membuat seseorang merasa terasing, ditolak, dan dijauhi dari pergaulan sehingga mereka merasa tidak diterima oleh orang-orang sekitarnya.