Memahami Gejala Burnout Syndrome dan Cara Mengatasinya

pixabay.com
Ilustrasi, seseorang yang mengalami stres
Penulis: Fathnur Rohman
Editor: Agung
12/7/2022, 10.04 WIB

Masyarakat yang hidup di kota-kota besar cenderung menghabiskan sebagian besar waktunya untuk bekerja. Kesibukan dan rutinitas yang dijalani oleh mereka saat bekerja, tidak jarang akan menimbulkan gejala burnout syndrome.

Pada dasarnya gejala burnout syndrome bisa diketahui dengan melihat kondisi fisik dan mental seorang pekerja. Individu yang mengalami sindrom ini biasanya terlihat saat dia mulai merasa kewalahan karena tidak bisa  memenuhi ekspektasi tertentu dalam pekerjaan. Bahkan sebagian besar kasus, burnout dapat membuat seseorang kehilangan motivasi bekerja sehingga kemampuan profesionalnya menurun.

Penasaran dengan gejala burnout syndrome dan cara mengatasinya? Berikut penjelasan lengkapnya untuk Anda.

Pengertian Burnout Syndrome

Burnout syndrome atau job burnout adalah suatu keadaan stres berat yang berkepanjangan. Penyebab utamanya seringkali berkaitan dengan pekerjaan.

Istilah burnout mungkin sudah tidak asing lagi belakangan ini. Penyebabnya karena banyak sekali orang-orang yang merasa kalau dirinya sedang mengalami sindrom tersebut.

Pada dasarnya burnout bukanlah suatu kondisi yang bisa didiagnosis secara medis. Pasalnya,  burnout adalah kondisi kelelahan fisik dan mental yang dipicu akibat rasa stres dalam pekerjaan.

Menurut Institute for Quality and Efficiency in Health Care, orang yang pertama kali mencetuskan istilah burnout adalah seorang psikolog Amerika bernama Herbert Freudenberger pada tahun 1970-an. Dia memakai istilah ini untuk menggambarkan konsekuensi dari stres berat dan cita-cita yang tinggi dalam "membantu" profesi. Misalnya seorang teknisi listrik yang bekerja dengan tuntutan dan risiko yang tinggi seringkali berakhir dengan kelelahan, lesu, dan sebagainya.

Seiring berjalannya waktu pemakaian istilah burnout mulai meluas. Istilah ini tidak hanya 

digunakan untuk profesi tertentu atau untuk sisi gelap pengorbanan diri. Sebab, gejala burnout dapat dialami oleh siapa saja, mulai dari orang-orang yang tertekan oleh karier, sampai karyawan dan ibu rumah tangga yang terlalu banyak bekerja.

Dahulu sejumlah ahli tidak selalu setuju tentang apa sebenarnya burnout itu. Ini memiliki konsekuensi karena kondisi burnout dianggap tidak jelas dan tidak dapat didiagnosis. Akan tetapi untuk sekarang, badan kesehatan dunia yaitu WHO secara resmi memasukkan burnout syndrome sebagai fenomena okupasi. Sindrom ini secara eksklusif berhubungan dengan stres di tempat kerja, bukan oleh stres dari hal lain.

Gejala Burnout Syndrome

Gejala burnout dapat dialami oleh siapa saja tanpa perlu melihat jenis pekerjaan atau profesi yang digeluti. Contohnya, berdasarkan laporan Medscape tahun 2019 menunjukan bahwa bournout juga banyak dirasakan oleh dokter. Dari laporan itu diterangkan 44 persen dokter mengalami burnout.

Meskipun burnout bukanlah gangguan psikologis yang dapat didiagnosis secara medis, namun hal itu tidak berarti bahwa burnout tidak boleh dianggap serius. Untuk itu sebaiknya Anda mengetahui apa saja gejala burnout.

Berdasarkan jurnal ilmiah berjudul “Understanding the burnout experience: recent research and its implications for psychiatry” yang disusun oleh Christina Maslach dan Michael P. Leite, serta mengutip dari sumber lainnya berikut beberapa gejala bunrout yang paling umum:

1. Merasa Terasingkan dari Aktivitas yang Berhubungan dengan Pekerjaan

Individu yang mengalami burnout melihat pekerjaan mereka sebagai sesuatu hal yang membuat dirinya semakin stres dan frustasi. Akibatnya dia mungkin mulai bersikap sinis terhadap kondisi kerja dan rekan kerja mereka. Pada saat yang sama, dia bisa saja semakin menjauhkan diri secara emosional, dan mulai merasa mati rasa tentang pekerjaannya.

2. Gejala Fisik

Orang yang terkena burnout biasanya akan merasa energinya banyak terkuras dan lelah secara emosional.  Stres kronis dapat menyebabkan gejala fisik, seperti sakit kepala dan masalah gastrointestinal (lambung atau usus).

3. Kelelahan Emosional

Secara umum burnout menyebabkan orang merasa kelelahan secara emosional. Orang yang mengalami sindrom ini biasanya tidak mampu mengatasi kelelahan tersebut. Karyawan dengan kondisi semacam ini sering kekurangan energi untuk menyelesaikan pekerjaan mereka.

4. Penurunan Kinerja

Seorang karyawan yang mengalami burnout dapat diketahui dari kinerjanya. Sebab kelelahan fisik dan mental dari sindrom ini mempengaruhi tugas sehari-harinya di tempat kerja. Orang dengan burnout sangat negatif tentang tugas-tugas pekerjaannya akan sulit berkonsentrasi, lesu dan kurang kreativitas.

Tips dan Cara Mengatasi Burnout Syndrome

Burnout yang diabaikan atau tidak ditangani dapat memiliki konsekuensi yang buruk bagi kesehatan fisik dan mental. Berikut ada beberapa cara mengatasi saat gejala burnout muncul:

1. Membuat Prioritas

Saat Anda mengalami burnout, tips pertama untuk mengatasinya adalah dengan membuat skala prioritas pada pekerjaan Anda. Cobalah untuk menetapkan tujuan apa yang harus dilakukan segera mungkin dan apa yang bisa dikerjakan nanti. Sehingga tidak terlalu banya energi yang terkuras.

2. Diskusikan dengan Atasan

Bisa dibilang burnout adalah masalah serius yang sering dihadapi pekerjaa. Oleh karenanya kondisi ini tidak dapat dianggap sepele. Diskusikan masalah khusus tersebut dengan atasan misalnya manajer atau supervisor Anda. Anda dapat bekerja sama untuk mengubah target kerja yang berat dan mencapai kompromi atau solusi. 

3. Bersikap Lebih Realistis dan Apresiasi Diri Sendiri

Dalam menjalankan tugas dan pekerjaan yang menjadi tanggung jawab Anda, sebaiknya bersikap lebih realistis. Jangan sampai Anda terjebak dengan ekspektasi terlalu tinggi pada pekerjaan Anda karena bisa berpotensi menimbulkan stres bekerpanjangan. Cobalah lakukan pekerjaan tersebut sesuai kemampuan serta jangan lupa untuk mengapresiasi diri sendiri.

4. Cobalah Aktivitas yang Menenangkan

Jelajahi program yang dapat membantu mengatasi stres seperti yoga, meditasi, atau semacamnya.

5. Ubah Gaya Hidup dan Rajin Olahraga

Aktivitas fisik yang teratur dapat membantu Anda mengatasi stres dengan lebih baik. Itu juga bisa mengalihkan pikiran Anda dari pekerjaan. Selain itu usahakan agar Anda mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat.

6. Perbaiki Pola Tidur

Tidur memulihkan kesehatan dan membantu melindungi kesehatan Anda. Oleh karenya perbaiki pola tidur agar diri Anda menjadi lebih produktif.

Tetap berpikiran terbuka saat Anda mempertimbangkan pilihan. Cobalah untuk tidak membiarkan pekerjaan yang Anda lakukan merusak kesehatan fisik dan mental Anda.