Memahami Cancel Culture, Fenomena yang Bisa Redupkan Karir Seseorang

unspalsh.com
Ilustrasi, cancel culture.
Penulis: Fathnur Rohman
Editor: Agung
13/7/2022, 10.03 WIB

Kasus di atas merupakan salah satu dampak positif dari cancel culture. Kemampuan kolektif yang dilakukan secara bersamaan melalui pemboikotan ini mampu membuat tokoh dan sejumlah pihak berpikir dua kali, sebelum berperilaku tidak pantas atau memposting pemikiran dan pendapat yang berpotensi menyinggung sesuatu.

2. Dampak Negatif

Dampak negatif cancel culture bisa dirasakan oleh pihak yang memboikot dan pihak yang menjadi objek pembatalan tersebut.

Tokoh yang menjadi objek dalam cancel culture seringkali diintimidasi. Bentuknya bukan hanya boikot semata, namun cenderung lebih seperti tindakan bullying atau perundungan. 

Mereka yang diboikot akan merasa dikucilkan, terisolasi secara sosial, dan kesepian. Menurut sebuah penelitian ilmiah yang dipublikasikan di BMC Psychiatry, menunjukkan bahwa kesepian dikaitkan dengan kecemasan, depresi, dan tingkat bunuh diri yang lebih tinggi.

Proses cancel culture ini dianggap mematikan semua komunikasi dan tidak memberi ruang pada orang yang dianggap bersalah untuk melakukan klarifikasi atas tindakannya. Selain itu, fenomena ini seringkali merampas kesempatan tokoh tersebut untuk belajar dari kesalahan .

Sedangkan untuk pihak yang melakukan cancel culture, mereka akan merasa bahwa tindakan cancel culture sebagai cara efektif untuk memberikan efek jera dan sebagai sanksi sosial. Padahal ada beberapa kasus yang menunjukan kalau gerakan ini memiliki efek kebalikan dari apa yang mereka inginkan.

Dampak negatif juga ternyata bisa dirasakan oleh orang atau kelompok yang menyaksikan, menonton, dan mengikuti perkembangan gerakan cancel culture. Misalnya mereka jadi takut dan khawatir kalau orang-orang akan menyerang mereka jika mereka sepenuhnya mengekspresikan diri.

Secara umum cancel culture justru memunculkan lebih banyak efek negatif daripada efek positif. Dalam beberapa kasus, cancel culture bahkan dimanfaatkan untuk membungkam pendapat yang bertentangan, atau pendapat yang populer.

Bagaimana Cancel Culture Berkembang?

Bagi orang-orang tertentu, mereka masih mempertanyakan apakah cancel culture adalah cara yang efektif untuk meminta pertanggungjawaban orang yang dianggap bersalah atau tidak. Terlebih lagi biasanya orang yang dianggap bersalah ini tidak diberikan kesempatan kepadanya untuk menebus kesalah itu.

Cancel culture sejatinya sudah ada sejak berpuluh-puluh tahun silam. Di masa lalu, kata "cancel" ini sering digunakan di media sosial sebagai cara seseorang yang tergabung dalam komunitas minoritas dan termarjinalkan untuk menunjukkan ketidaksetujuan atas tindakan orang lain. Baru setelah itu cancel culture  berarti memboikot seseorang atau pihak tertentu secara profesional.

Sementara itu, seorang profesor sosiologi dan kriminologi dari Universitas Villanova bernama Jill McCorkel mengatakan kepada The Post, bahwa akar cancel culture  telah hadir sepanjang sejarah manusia. Masyarakat telah menghukum orang karena berperilaku di luar norma sosial yang dirasakan selama berabad-abad. Menurutnya cancel culture ini hanyalah varian lain dari sanksi tersebut.

Saat ini cancel culture sudah menjadi gerakan kolektif yang dilakukan di sejumlah negara. Sebut saja seperti Amerika Serikat dan Korea Selatan. Sebuah survei tahun 2020 yang dilakukan oleh Pew Research Center  menunjukan, 58 persen respondennya merasa bahwa cancel culture membantu membuat orang bertanggung jawab atas tindakannya.

Contoh Cancel Culture

SOUTHKOREA-KPOP/BIGBANG (ANTARA FOTO?REUTERS/Heo Ran)

 

Ada banyak sekali skandal atau kasus tertentu yang melibatkan seorang publik figur, politisi, pejabat, dan tokoh lainnya berujung memicu terjadinya cancel culture.

Bagi orang yang mengidolakan aktor dan aktris Korea, pastinya sudah paham betul dengan fenomena cancel culture di negeri gingseng tersebut.

Salah satu contoh cancel culture pernah menimpa Kim Seon-ho, seorang aktor terkenal yang sempat membintangi serial drama Korea (drakor) berjudul Hometown Cha-Cha-Cha. Akibat terjebak dalam skandal aborsi, ratusan ribu penggemarnya berhenti mengikutinya di Instagram dalam beberapa hari. Dia juga ditarik dari variety show populer dan dikeluarkan dari dua proyek film yang akan datang.

Cancel culture memang memiliki dampak positif dan negatif. Akan tetapi, satu hal yang lebih penting dari semua itu adalah tentang bagaimana seseorang menyikapi sebuah skandal yang melibatkan tokoh terkenal. Pemboikotan massal bisa saja efektif sebagai sanksi sosial, namun hal itu juga bisa berlaku sebaliknya.

Halaman: