Serangan panik atau panic attack adalah episode dari rasa takutdan memicu reaksi fisik tertentu. Serangan semacam ini dapat membuat seseorang merasa panik tanpa ada alasan yang jelas.
Panic attack atau serangan panik, tidak hanya menyerang orang dewasa, namun juga anak-anak. Dikutip dari laman unicef.org, serangan panik dapat terasa amat menakutkan bagi anak-anak, tetapi biasanya dapat dihentikan dengan penanganan yang tepat.
Penting untuk orang tua mengetahui bahwa serangan panik pada anak umumnya tidak akan menimbulkan cedera dan akan berlalu. Meski saat sedang terjadi serangan ini bisa terasa seolah tidak akan berakhir.
Penyebab Panic Attack pada Anak
Penyebab serangan panik tidak selalu jelas, baik pada anak-anak maupun orang dewasa. Namun, kepanikan dapat dipicu oleh rasa cemas tentang sesuatu atau saat sedang mengalami situasi sulit dan stres, antara lain:
- Cemas karena ada pengalaman tidak menyenangkan di rumah atau sekolah
- Stres karena ujian sekolah, masalah pada hubungan pertemanan atau dengan orang terdekat lainya
- Kematian orang terdekat
- Pengalaman mengerikan, seperti penganiayaan atau penelantaran
- Pengalaman yang melibatkan kekerasan
- Pola tidur
Pola tidur dan makan yang sehat dapat memberikan pengaruh positif kepada perasaan cemas pada anak. Sebab, orang yang cemas terus menerus sering kali akan merasa sangat letih.
Untuk anak-anak berusia 6 hingga 12 tahun, para pakar menyarankan durasi tidur malam selama sembilan hingga 12 jam. Untuk anak remaja, durasi yang disarankan adalah delapan hingga 10 jam.
Agar tidur berkualitas, orang tua perlu membatasi akses ke ponsel pada malam hari. Gawai pun sebaiknya tidak diletakkan di kamar.
Serangan panik atau panic attack sering kali mulai terjadi pada masa remaja, meskipun dapat juga dimulai semasa kanak-kanak. Serangan ini dapat menyebabkan kecemasan berlebihan dan juga berdampak pada suasana hati serta perilaku anak sehari-hari.
Sebagian anak akan mulai menghindari situasi yang mereka khawatirkan bisa memicu serangan panik. Remaja bisa jadi beralih ke alkohol dan narkoba untuk mengurangi kecemasannya. Serangan panik yang tidak dideteksi dan diatasi dapat menyebabkan konsekuensi jangka panjang, seperti depresi dan kecenderungan bunuh diri.
Gejala Panic Attack pada Anak
Saat mengalami serangan panik, anak mungkin akan merasa kehilangan kendali terhadap situasi di sekitarnya. Misalnya takut akan mengalami bahaya fisik, bahkan merasa nyawanya terancam. Reaksi fisik setiap anak terhadap serangan panik dapat berbeda-beda, antara lain:
- Napas tersengal-sengal, bernapas cepat, atau sulit bernapas
- Kepala terasa ringan atau merasa akan pingsan
- Cahaya terasa lebih terang dan intens
- Detak jantung cepat dan sesak
- Berkeringat lebih banyak dari biasanya
- Kaki gemetar dan lemas
- Mengeluarkan air mata, seperti tidak bisa berhenti menangis
- Merasa terjebak, seperti tidak mampu bergerak
- Kram perut, atau mual
Mengatasi Panic Attack pada Anak
Langkah pertama untuk mengatasi serangan panik adalah memahami pemicunya. Minta anak menceritakan perasaannya dan apa yang membuat mereka cemas atau stres.
Adakah situasi atau tempat tertentu yang membuat mereka merasa panik? Dengan mengetahui hal-hal ini, anak dapat diajarkan strategi untuk menghadapi pemicu panik.
Anak mungkin merasa kehilangan kendali saat mengalami serangan panik, tetapi ada hal-hal yang dapat dilakukan orang tua untuk membantu anak merasa tenang kembali:
1. Menerima Bahwa Panic Attack Bisa Terjadi
Ada kalanya, lebih mudah untuk anak-anak menghindari sama sekali situasi atau tempat yang membuat mereka panik. Akan tetapi, menghindar justru bisa membuat kecemasan anak-anak makin besar.
Dengan begitu, yang perlu dilakukan bukan menghindari situasi yang memicu panik, tetapi membantu anak menghadapi perasaannya dalam situasi itu.
2. Mengurutkan Abjad
Ajak anak untuk menyebutkan kata-kata berhuruf pertama sesuai urutan abjad. Misalnya, nama-nama hewan dari A sampai Z, nama orang, nama tempat, makanan, dan yang lainnya. Aktivitas ini melibatkan area yang berbeda dari otak dan mengalihkan perhatian anak dari rasa takut dan cemasnya.
3. Konsentrasi Bernapas
Bernapas dengan otot perut mampu membuat kita tenang dan membantu paru-paru mendapatkan lebih banyak lagi oksigen. Cobalah tiga langkah mudah berikut:
- Letakkan kedua tangan di atas perut
- Tarik napas dalam-dalam sebanyak lima kali.
- Hitung sampai lima setiap kali menarik dan mengembuskan napas.
- Tarik napas melalui hidung dan embuskan melalui mulut
Ceritakan kepada anak, saat menarik napas, ia sedang mengisi perutnya dengan udara, seperti meniup balon. Sementara itu, saat mengembuskan napas, anak seperti sedang mengeluarkan udara dari balon secara perlahan.
4. Cari Tempat Aman
Jika anak merasa panik di suatu situasi, bantu mereka untuk menemukan tempat untuknya mengatur napas dan berpikir dengan lebih tentang. Tempat ini bisa berupa tempat fisik yang mereka kenal, seperti rumah atau kamarnya, ataupun tempat khayalan—tempat anak selalu merasa tenang—misalnya taman atau tepi pantai.
5. Bantu Anak Menggunakan Indra-indranya
Indra manusia adalah sarana ampuh untuk mengatasi rasa panik, cemas, dan stres. Berikut adalah kiat praktis untuk membantu anak menggunakan indranya:
- Minta anak untuk duduk dengan nyaman dan bernapas secara perlahan.
- Minta anak menyebutkan hal-hal yang membuat mereka tenang.
- Meminta anak menyebutkan 4 hal yang bisa dilihat, 3 hal yang bisa didengar, 2 hal yang bisa dicium aromanya, dan 1 hal yang bisa dicicipi.