Menteri Edhy Dorong Produksi Udang Naik 2,5 Kali Lipat

ANTARA FOTO/Anis Efizudin
Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo saat mengunjungi Loka Perbenihan dan Budidaya Ikan Air Tawar (PBIAT) Ngrajek, Mungkid, Magelang, Jawa Tengah, Jumat (6/12/2019). Edhy mendorong peningkatan produksi udang.
Editor: Yuliawati
16/12/2019, 16.17 WIB

Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo memasang target meningkatkan jumlah produksi udang menjadi 2,5 kali lipat selama satu tahun ke depan. Saat ini jumlah produksi udang nasional sebesar 200 ribu ton per tahun dan didorong menjadi 500 ribu ton di tahun depan.

"Tugas pemerintah untuk meningkatkan produksi sebanyak 2,5 kali selama lima tahun, cukup dilakukan selama satu tahun," kata Edhy di Jakarta, Senin (16/12).

Salah satu upaya mendorong produksi udang dengan memanfaatkan garis pantai di Indonesia yang mencapai 99.093 kilometer, terpanjang kedua setelah Kanada. Kementerian Kelautan dan Perikanan RI menyebutkan hanya 10% dari panjang garis pantai Indonesia yang dimanfaatkan untuk kegiatan ekonomi.

"Data yang saya dapatkan baru 10% (garis pantai) saja yang dimanfaatkan dan saya yakin itu belum optimal," kata Edhy.

(Baca: Meski Tuai Polemik, Menteri Edhy Tetap Izinkan Ekspor Benih Lobster)

Secara nasional luas tambak udang sebesar 300 ribu hektare dengan produksi tambak yang dikelola nelayan menghasilkan satu ton udang per hektare. Padahal perusahaan dengan melakukan program intensif dapat menghasilkan 80 ton udang per hektare dalam sekali panen.

"Bahkan kemarin di Batu, Kabupaten Baru saya melihat mereka bisa mencapai 150 ton per hektare sekali panen," kata dia.

Selain menggenjot produksi, Edhy juga akan fokus memperbaiki lingkungan hasil limbah udang. Menurutnya, dari hasil panen udang dengan luas tambak satu hektare dapat mencemari laut seluas 26 hektare. "Jadi air itu tidak boleh dibuang di tempat umum sebelum dipastikan aman dari pencemaran," ujarnya.

(Baca juga: Menteri KKP Izinkan Ekspor Benih Lobster, Faisal Basri Duga Ada Mafia)

KKP menilai produksi udang yang meningkat diharapkan dapat menggenjot ekspor. Saat ini Indonesia merupakan salah satu eksportir utama udang beku di pasar global, tepatnya di peringkat keempat setelah India, Ekuador, dan Vietnam.

Nilai ekspor udang beku Indonesia tahun lalu menurut Worldtopexports.com mencapai US$ 1,3 miliar atau Rp 17,55 triliun dengan pangsa pasar udang beku RI di dunia mencapai 7,8%. Pasar ekspor udang beku asal Indonesia, antara lain ke Amerika Serikat, Jepang, dan negara-negara Uni Eropa.

India yang merupakan eksportir terbesar udang beku mencatat nilai ekspor US$ 4,4 miliar atau Rp 59,4 triliun pada 2018 dengan pangsa pasar mencapai 25,4%. Ekuador merupakan eksportir udang beku yang tumbuh paling pesat sejak 2014. Tahun lalu, nilai ekspor udang beku asal negara tersebut mencapai US$ 2,9 miliar atau Rp 39,15 triliun dengan pangsa pasar 17%.