Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengincar investasi sektor perikanan dan kelautan dari Jepang sebesar Rp 1 triliun. Angka tersebut naik dua kali lipat dari investasi Jepang untuk sektor kelautan dan perikanan pada 2017 sebesar Rp 500 miliar.
"Kami ingin ada peningkatan karena Jepang salah satu negara yang paling banyak berinvestasi untuk perikanan dan kelautan," kata Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) KKP Rifky Effendy Hardijanto di Jakarta, Selasa (29/1).
Untuk mendorong masuknya investasi, KKP pun mengundang Japan External Trade Organization (JETRO) menjajaki pasar Indonesia yang menurutnya sudah memiliki iklim usaha lebih baik daripada tahun sebelumnya. Pemerintah berharap, investasi Jepang bisa ditempatkan di beberapa sektor logistik perikanan, rantai dingin, pengolahan, serta perdagangan.
(Baca: Meningkat 8%, Ekspor Produk Perikanan 2018 Diprediksi Rp 68,9 Triliun)
KKP mencatat, total investasi sektor perikanan dan kelautan pada 2017 sebesar Rp 4,8 triliun dengan investasi pada sektor budidaya menjadi kontributor tertinggi 18% diikuti jasa perikanan 3%, penangkapan 15%, pengolahan 53%, serta perdagangan 11%. Adapun berdasarkan negara asal, investasi perikanan kelautan terbesar pada 2017 masih berasal dari Singapura dengan kontribusi mencapai 33%, Filipina 18% dan Jepang 9%. Sementara per Januari-September, investasi sektor ini telah mencapai Rp 3,8 triliun.
Menurut Rifky, pengusaha Jepang bisa meningkatkan investasinya pada produk andalan seperti pengolahan tuna dan udang dalam industri makanan atau minuman. "Saya harap Jepang mau memindahkan pabrik pengolahan dari negara lain ke Indonesia," ujarnya.
Presiden Direktur JETRO Keishi Suzuki mengungkapkan pihaknya akan mengunjungi Muara Baru, Jakarta dan Bitung, Sulawesi Utara. Dia berharap, setelah kunjungan ke wilayah bisnis di Indonesia bisa semakin meningkatkan kerja sama bisnis kedua negara.
JETRO menyatakan kedua negara merupakan negara maritim. "Partisipasi Jepang dalam pembangunan perikanan dan kelautan mempunyai makna yang berarti tetapi kami memperhatikan iklim bisnis investasi," kata Suzuki.
(Baca: Hapus Bea Masuk, Jepang Syaratkan RI Masuk Kemitraan Trans-Pasifik )
Dalam kunjungannya ke Indonesia, JETRO membawa serta 13 perusahaan asal Negeri Sakura yaitu FTI Japan Co. Ltd., PT Daisei Retail Indonesia, Nichirei Logistics Group Inc., Hanwa Co. Ltd., Harada Corporation, Dah Chong Hong Ltd., PT Seino Indomobil Logistics, PT Sumitomo Indonesia, Taiho Shoji Co. Ltd., Zensho Holdings Co. Ltd., PT Sinfonia Technology Indonesia, Okamoto Seiho, dan Musashi Industry.