Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) siap meresmikan keramba jaring apung (KJA) offshore di lepas laut Kabupaten Jepara, Karimun Jawa dan Kabupaten Sabang, Aceh pada Mei mendatang. Langkah itu dilakukan sebagai upaya menggenjot produksi ikan kakap putih sebagai salah satu komoditas unggulan perikanan.
Kedua lokasi KJA akan menjadi proyek percobaan pemerintah untuk budidaya ikan kakap putih, selain KJA di Pangandaran, Jawa Barat yang sudah diresmikan lebih dulu.
KJA Offshore merupakan program strategis KKP yang bertujuan untuk meningkatkan produksi ikan laut dengan metode budidaya, khususnya ikan kakap putih (lates calcalifer). Program yang diadopsi dari teknologi budidaya di Norwegia ini diyakini dapat menggenjot produksi kakap putih secara signifikan.
(Baca : Jokowi dan Susi Resmikan Keramba Ikan Tengah Laut Pertama di Indonesia)
Anggaran penyediaan 3 unit KJA nilainya mencapai Rp 131,4 miliar. Dari ketiga lokasi, turut disertakan 6 komponen instalasi, yakni perangkat KJA, gudang pakan dan ruang kontrol, kapal kerja, sistem pakan terintegrasi, sistem kamera pantauan, dan kapal karet.
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti berharap ke depan nelayan tidak hanya bekerja menangkap ikan, tapi juga mulai melakukan kegiatan budidaya. “Sesuai dengan visi presiden, kami ingin nelayan juga bisa budidaya dengan kapasitas industri besar,” kata Susi di Jakarta, Jumat (27/4).
Untuk meningkatkan kapasitas, Susi akan menggerakkan peran Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bekerja sama dengan koperasi di daerah dalam pengelolaannya. KKP bertujuan supaya nelayan juga bisa ikut serta dalam program pemerintah dengan pola kemitraan saling menguntungkan.
Direktur Jenderal Perikanan Budidaya KKP Slamet Subjakto mengungkapkan persiapan KJA di Sabang dan Karimun Jawa sudah terpasang. Kegiatan budidaya akan dimulai setelah penyebaran benih yang rencananya dilakukan bulan depan.
(Baca Juga : Susi Ganti Keramba di Waduk Jatiluhur dengan Bantuan Bibit Ikan)
Slamet menjelaskan, KJA bakal menyerap banyak tenaga kerja untuk pengamanan dan penyediaan pakan. Penggunaan teknologi tinggi para nelayan juga akan didampingi pemerintah. “Kami mendorong industrialisasi berbasis kemasyarakatan,” ujarnya.
Nantinya, penyebaran benih kakap putih akan berdampak pada produksi 2019 karena butuh 8 bulan untuk panen. Setelah itu, BUMN bakal berusaha mencari pasar dengan tujuan ekspor, selain peningkatan konsumsi dalam negeri. Dia berharap ketiga proyek percobaan bakal jadi industri besar 5 tahun mendatang.
KJA yang terpasang telah memiliki Standar Nasional Indonesia (SNI) Nomor 8175 Tahun 2015. dengan program tersebut, keunggulan budidaya di laut adalah kualitas dan produksi ikan bakal lebih meningkat.