RI Mampu Produksi Massal APD, Jokowi Tegaskan Ekspor Harus Diatur

ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/aww.
Presiden Jokowi meminta insentif fiskal diarahkan untuk industri dan UMKM yang memproduksi APD.
Penulis: Dimas Jarot Bayu
Editor: Agustiyanti
15/4/2020, 13.05 WIB

Indonesia mampu memproduksi alat pelindung diri tenaga medis untuk menangani pandemi virus corona dalam jumlah besar. Meski demikian, Presiden Joko Widodo meminta ekspor APD diatur dengan baik, sehingga tak menganggu kebutuhan dalam negeri yang juga tengah tinggi.

"“Jangan sampai semuanya diekspor, kita malah enggak dapat. Diatur manajemennya sebaik-baiknya,”  kata Jokowi saat membuka rapat terbatas melalui video conference dari Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (15/3).

Jokowi juga menegaskan produksi APD tak boleh terhambat oleh masalah perizinan. Proses perizinan memang dibutuhkan agar standar dalam produksi APD terpenuhi, tetapi tak boleh mempersulit produksi APD. 

(Baca: Terus Meningkat, Indonesia Kini Miliki 635 RS Rujukan Covid-19)

Pasalnya, APD saat ini sangat dibutuhkan oleh tenaga kesehatan untuk melindungi diri saat menangani pasien yang terinfeksi Covid-19. "Tolong dengarkan betul keluhan-keluhan di bawah, sehingga tidak ada namanya perizinan menghambat produksi yang ada,” kata Jokowi.

Kepala Negara juga meminta agar impor bahan baku untuk produksi APD dipermudah. Saat ini, beberapa bahan baku untuk produksi APD sudah bisa dipenuhi di dalam negeri. Namun,  ada beberapa bahan baku lainnya untuk produksi APD yang harus memasok dari negara lain.

 (Baca: Kisah Miris Para Tenaga Medis Lombok Menangani Covid-19)

“Terutama di Ditjen Bea Cukai dan Kementerian Perdagangan, relaksasi yang betul-betul dilakukan, sehingga proses perizinan cepat dan terintegrasi,” kata Jokowi.

Selain itu, insentif fiskal perlu diarahkan kepada industri dan UMKM yang memproduksi APD. Dengan demikian, Jokowi berharap produksi APD di dalam negeri dapat berjalan dengan lancar.

Reporter: Dimas Jarot Bayu