Pendapatan Petrosea Tahun Lalu Naik Tipis, Capai Rp 7,65 Triliun

ANTARA FOTO/Galih Pradipta/pd.
Ilustrasi, warga melintas di samping layar yang menampilkan infornasi pergerakan harga saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jumat (13/3/2020). Petrosea mencatatkan kenaikan pendapatan sebesar 2,3% menjadi Rp 7,65 triliun.
20/3/2020, 14.35 WIB

PT Petrosea Tbk mencatatkan kenaikkan pendapatan sepanjang tahun. Emiten berkode PTRO itu bisa mencatatkan kenaikkan kinerja keuangan di tengah harga batu bara thermal terus bergerak fluktuatif dan kondisi ekonomi global yang kurang kondusif.

Perusahaan mencatatkan pendapatan sebesar US$ 476,44 juta atau setara Rp 7,65 triliun. Angka tersebut naik 2,3% dari US$ 465,74 juta pada 2018.

Selain itu, Petrosea membukukan laba bersih sebesar US$31,18 juta atau sekitar Rp 500 miliar. Laba tahun lalu naik 35,8% dari 2018 sebesar US$22,96.

Presiden Direktur Petrosea Hanifa Indradjaya mengatakan pencapaian sepanjang lalu didorong berbagai inisiatif strategis dan upaya transformasi. Hal itu untuk memastikan keberlanjutan bisnis perusahaan di tahun-tahun mendatang.

(Baca: Laba Melesat 97%, Petrosea Bagikan Dividen Rp 122,76 Miliar)

Perusahaan pun mencatat kontribusi dari lini bisnis Kontrak Pertambangan mencapai 60,25% terhadap total pendapatan tahun lalu. Hal itu didorong upaya perusahaan menggunakan armada yang sangat efisien dan efektif dalam mencapai volume produksi.

Sedangkan kontribusi dari lini bisnis Rekayasa & Konstruksi mencapai 20.5%, dan lini bisnis Petrosea Logistics & Support Services mencapai 18,66% terhadap total pendapatan Perusahaan.

“Inisiatif strategis kami untuk bertransformasi dalam kegiatan operasional perusahaan melalui digitalisasi mendapatkan pengakuan dari dunia internasional. Petrosea dipilih oleh World Economic Forum sebagai satu-satunya perusahaan tambang dan satu-satunya perusahaan milik Indonesia yang masuk ke dalam Global Lighthouse Network,” ujar Hanafi.

(Baca: Asosiasi Tambang Beri Penghargaan ke Jokowi dan 23 Perusahaan)