Pemerintah menjamin kesehatan dan kesejahteraan 238 warga negara Indonesia (WNI) beserta lima orang tim aju yang dipulangkan dari Wuhan, Tiongkok karena wabah virus corona. Salah satu upayanya dengan menggelontorkan dana sebesar Rp 1 miliar untuk konsumsi para WNI yang dikarantina di Natuna.
Pelaksana Tugas (Plt) Deputi Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Polhukam) Kantor Staf Presiden (KSP) Jaleswari Pramonawardani mengatakan setiap orang yang dikarantina mendapatkan jatah Rp 100 ribu per sekali makan. Dalam sehari, Jaleswari menyebut, mereka mendapatkan tiga kali makan.
Jika dikalkulasi dengan jumlah WNI dan waktu karantina selama 14 hari, maka pemerintah menggelontorkan dana hingga Rp 1 miliar untuk konsumsi. "Ini saya sampaikan sekadar ingin menggambarkan kalau saudara-saudara kita di sana terjamin kesehatan maupun kesejahteraannya," kata Jaleswari di kantornya, Jakarta, Jumat (7/2).
Selain itu, pemerintah secara rutin memeriksa kesehatan dan memberikan layanan konseling kepada WNI tersebut. Menurut Jaleswari, pemerintah telah menerjunkan 112 personel yang terdiri dari dokter ahli jantung, anestesi, hingga psikolog untuk bisa memberikan layanan yang terbaik.
(Baca: Telepon Trump, Xi Jinping Sebut Tiongkok Bakal Kalahkan Virus Corona)
Lebih lanjut, pemerintah memfasilitasi hak-hak 238 WNI dari Wuhan dan lima tim aju yang diobservasi di Natuna untuk berkegiatan sehari-hari. Mereka pun diberikan waktu untuk olahraga, sosialisasi, karaoke, hingga bermain gim.
"Tapi mereka juga melakukan kegiatan yang terjadwal," kata Jaleswari.
Setelah 14 hari diobservasi di Natuna, para WNI tersebut akan dikembalikan ke kota asal mereka masing-masing. Meski demikian, pemerintah tetap akan memantau kesehatan mereka secara rutin.
Pemerintah juga akan memperkuat rumah sakit di kota asal mereka sebagai langkah preventif. "Kawan-kawan dari Kementerian Kesehatan sudah memikirkan upaya pasca-observasi," kata Jaleswari.
(Baca: Menkes Terawan Klaim Tak Ada WNI Sakit di Karantina Natuna )
Pernyataan Jaleswari ini berbeda dengan keterangan yang diberikan oleh pihak Kementerian Kesehatan. Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Anung Sugihantono mengatakan sejumlah WNI yang dievakuasi dari Wuhan dan diobservasi di Natuna mulai sakit.
Menurut Anung, mereka mengalami gatal-gatal, perut kebal, begah, sakit kepala, hingga dispepsia. Namun, sakit yang dialami tidak berkaitan dengan virus corona yang berasal dari Wuhan.
"Semua sebatas wajar," kata Anung melalui video conference yang disiarkan di Kementerian Kesehatan, Jakarta, Kamis (6/2).
Sebelumnya, pemerintah mengevakuasi 238 WNI dari Wuhan, Tiongkok yang merupakan pusat pendemi virus corona pada Minggu (2/5). Para WNI tersebut kemudian diobservasi di Natuna selama 14 hari guna memastikan mereka bebas dari virus corona sebelum berkumpul dengan keluarga.
WHO sendiri telah menetapkan wabah virus corona sebagai kondisi gawat darurat global. Berdasarkan data dari Pusat Data Informasi di KSP, jumlah korban meninggal akibat virus corona sudah mencapai 636 orang pada Jumat (7/2). Virus corona telah menginfeksi sebanyak 30.893 orang di seluruh dunia.
Hampir 260 kasus telah dilaporkan di 31 negara dan wilayah lain di luar Tiongkok daratan, menurut penghitungan Reuters berdasarkan pernyataan resmi dari pihak berwenang yang terlibat. Dari jumlah tersebut, ada dua kematian di luar Tiongkok yakni di Filipina dan Hong Kong.
(Baca: Li Wenliang, Dokter yang Pertama Kali Ingatkan Soal Corona Meninggal)