Pemerintah mengklaim Indonesia telah memiliki alat pendeteksi virus corona yang akurat. Alat tersebut, yakni PCR dan Sequencing yang terdapat pada laboraturium penelitian perguruan tinggi.
Kepala Staf Presiden Moeldoko mengatakan kemampuan tenaga medis yang dimiliki Indonesia juga cukup mumpuni dalam mendeteksi secara dini apabila ada yang mengidap virus mematikan tersebut. Hal ini akan mempercepat proses penanganan jika terdapat kasus infeksi di dalam negeri.
"Indonesia sudah memiliki alat untuk mendeteksi atas virus corona. Ada Profesor (Amien Soebandrio) yang telah menyampaikan informasi terkait kemampuan Indonesia untuk mendeteksi kalau terjadi sesuatu," kata dia di kompleks Istana Negara, Jakarta, Kamis (6/2).
Kepala Lembaga Biology Molecular Eijkman Institute, Amien Soebandrio menjelaskan alat PCR dan Sequencing dimiliki oleh banyak laboraturium. Namun, alat tersebut tidak rutin digunakan sehingga tenaga medis yang memiliki kemampuan menggunakannya masih terbatas.
(Baca: WHO Siapkan Respons Penanganan Virus Corona Senilai Rp 9,22 Triliun)
Lebih lanjut, Amien menjelaskan, proses uji laboratorium virus corona membutuhkan waktu selama empat hingga lima jam. Setelah itu, harus dilakukan perbandingan melalui bioinformatika untuk mendapatkan hasil yang akurat.
"Sequencing saja tidak bisa langsung menjawab. Harus dibantu dengan fasilitas bioinformatika dan itu butuh keahlian khusus untuk menerapkan teknologi itu," kata dia.
Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO telah menetapkan wabah virus corona sebagai kondisi gawat darurat global. Jumlah korban meninggal akibat virus corona di daratan Tiongkok mencapai 563 orang pada Kamis (6/2), sedangkan kasus infeksi sudah mencapai lebih dari 28 ribu.
(Baca: Virus Corona Tewaskan 563 Orang di Tiongkok, Kasus di Jepang Bertambah)
Virus mirip flu ini pertama kali diidentifikasi di ibu kota Hubei, Wuhan dan diyakini berasal dari pasar makanan laut di kota itu. Saat ini Provinsi Hubei tengah diisolasi melalui penutupan akses stasiun kereta api, bandara, maupun jalan.
Ada dua kematian di luar Tiongkok yakni di Filipina dan Hong Kong. Keduanya melibatkan orang-orang yang pernah ke Wuhan di mana lebih dari 400 orang tewas.
Saat ini, belum ditemukan kasus infeksi virus corona di dalam negeri. Namun, terdapat seorang WNI di Singapura yang positif terinfeksi virus tersebut dan tengah menjalani perawatan di Negeri Singa.
Pemerintah juga tengah melakukan karantina kepada 238 WNI yang dievakuasi dari Wuhan di Pulau Natuna. Proses karantina rencananya akan dilakukan selama 14 hari guna memastikan mereka bersih dari virus corona.