Pertamina Targetkan Transisi Blok Rokan Selesai Tahun Ini

Donang Wahyu|KATADATA
Ilustrasi, kantor pusat Pertamina, Jakarta. Pertamina menargetkan proses transisi Blok Rokan selesai pada tahun ini.
27/1/2020, 19.03 WIB

Pertamina berupaya agar proses transisi Blok Rokan selesai pada tahun ini. Dengan begitu, produksi blok tersebut terjaga saat alih kelola pada Agustus 2021.

Pertamina pun telah menyiapkan investasi untuk mengebor sekitar 20 sumur tahun ini. Untuk dapat merealisasikan program pengeboran tersebut, Pertamina terus berdiskusi intensif dengan Chevron Pasific Indonesia (CPI) selaku pemilik hak partisipasi saat ini, sekaligus mengkomunikasikannya dengan Pemerintah.

"Pembahasan dengan CPI terus berlangsung untuk mencapai kesepakatan, sehingga kami berharap proses transisi Blok Rokan berjalan smooth,” ujar President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman berdasarkan siaran pers pada Senin (27/1).

Menurutnya, Pertamina belajar dari pengalaman di Blok Mahakam. Sebelum hak pengelolaan beralih ke Pertamina, pemboran sumur yang berkurang drastis dari 44 sumur pada 2016 menjadi enam sumur pada 2017 telah mempengaruhi penurunan produksi migas yang signifikan pada saat alih kelola Blok Mahakam dimulai pada 2018.

Selain pengeboran sumur, upaya transisi Pertamina yaitu menunjuk Pertamina Gas (Pertagas) dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) untuk mengerjakan proyek pergantian pipa hilir Blok Rokan. Pipa tersebut rencananya akan menghubungkan beberapa lapangan, yakni Minas-Duri-Dumai dan Batam-Bangko-Dumai.

Penggantian pipa diperlukan sebelum Blok Rokan beralih ke Pertamina karena pipa eksisting sudah berumur terlalu tua dan berpotensi menggaggu produksi Blok Rokan jika terus digunakan. Pertamina menargetkan pembangunan pipa hilir itu bisa selesai pada Agustus 2021 sebelum kontrak CPI berakhir.

(Baca: Menteri ESDM: Pertamina Tak Perlu Beli Hak Partisipasi Blok Rokan)

Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memutuskan untuk mempercayakan pengelolaan Blok Rokan kepada Pertamina pada Juli 2018. Pengelolaan Blok Rokan oleh Pertamina paska Agustus 2021 telah dituangkan dalam Kontrak Bagi Hasil yang ditandatangani oleh anak perusahaan Pertamina yaitu PT Pertamina Hulu Rokan dengan SKK Migas pada Mei 2019.

“Kami memenangkan tender Blok Rokan, sehingga Pertamina telah sah mendapatkan Participating Interest (PI) atau hak pengelolaan sekaligus menjadi operator blok tersebut selama 20 tahun ke depan yakni sejak Agustus 2021 sampai 2041," ujar Fajriyah.

Berdasarkan data, Blok Rokan merupakan blok minyak terbesar di Indonesia. Blok migas seluas 6.220 kilometer ini memiliki 96 lapangan dengan tiga lapangan memiliki potensi minyak yang baik yaitu Duri, Minas dan Bekasap.

Blok Rokan tercatat telah beroperasi selama 68 tahun atau sejak 1952. Blok tersebut cukup tua sehingga perlu upaya khusus untuk mengoptimalkan sumber daya yang ada dan menahan laju penurunan alamiahnya.

Dengan dikelolanya Blok Rokan oleh Pertamina mulai 9 Agustus 2021 mendatang, maka kontribusi produksi minyak Pertamina dibandingkan produksi minyak nasional akan meningkat dari 48% di tahun 2019 menjadi 60% di tahun 2021.

Upaya-upaya peningkatan produksi Blok Rokan yang  direncanakan Pertamina melalui optimasi pengembangan lapangan-lapangan produksi baik melalui kegiatan Primary, Secondary / Waterflood maupun Tertiary Recovery (Steamflood dan
Chemical EOR).

Investasi dalam keseluruhan lingkup pekerjaan tersebut guna menahan laju penurunan alamiah dan menaikkan produksi dengan meningkatkan recovery factor lapangan. Dengan investasi yang terintegrasi tersebut diharapkan akan memberikan pengaruh yang signifikan pada pendapatan Pemerintah dan Pertamina.

(Baca: Chevron dan Pertamina Siapkan Tiga Opsi Jaga Produksi Migas Blok Rokan)