Harga minyak mentah dunia terkerek pada perdagangan Rabu (4/12) pagi menjelang pertemuan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC). Hal ini dipicu ekspektasi pemotongan produksi minyak dari negara OPEC dan sekutunya.
Berdasarkan data Reuters, harga minyak jenis Brent naik 23 sen menjadi US$ 61,05 per barel dalam pembukaan hari ini. Sedangkan minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) naik 24 sen menjadi US$ 56,34 per barel.
OPEC dan sekutunya, yang dikenal sebagai OPEC +, rencananya bakal membahas pemangkasan produksi minyak hingga 1,6 juta barel per hari (bph). Rencana tersebut lebih besar dari kesepakatan awal sebanyak 1,2 juta bph.
"Jadi sementara keputusan seperti itu dapat memacu beberapa penguatan harga minyak dalam waktu dekat, kemungkinan harga pada kuartal I 2020 akan meningkat," kata Presiden Ritterbusch and Associates Jim Ritterbusch seperti dikutip dari Reuters pada Rabu (4/12).
(Baca: Harga Minyak Naik Didorong Menguatnya Isu Pemangkasan Produksi OPEC)
Meski begitu, seorang pejabat senior di the International Energy Agency (IEA) mengatakan produsen OPEC tidak mungkin mengubah pembatasan produksi mereka sampai prospek pasar menjadi lebih jelas. Menteri Energi Rusia Alexander Novak pun berharap pertemuan minggu ini akan konstruktif.
Para menteri OPEC diketahui akan bertemu di Wina pada Kamis pekan ini. Sedangkan kelompok OPEC + akan berkumpul pada hari Jumat.
Harga minyak sempat turun setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan kesepakatan perdagangan dengan Tiongkok harus menunggu pemilihan presiden selesai pada November mendatang. Hal ini justru mengabaikan harapan dan resolusi cepat terhadap tekanan ekonomi dunia.
"Saya tidak punya batas waktu, tidak. Dalam beberapa hal, saya suka ide menunggu sampai setelah pemilihan untuk kesepakatan dengan Tiongkok," kata Trump kepada wartawan di London, di mana ia akan menghadiri pertemuan para pemimpin NATO.
(Baca: Harga Minyak Menguat Dipicu Rencana Negara OPEC Pangkas Produksi)