Harga Minyak Naik Ditopang Harapan Pemangkasan Produksi OPEC

KATADATA
Ilustrasi, kilang minyak. Harga minyak naik pada Jumat (15/11) ditopang harapan pemangkasan produksi oleh OPEC.
15/11/2019, 09.54 WIB

Harga minyak pada Jumat (15/11) naik didorong harapan terhadap Organization of Petroleum Exporting Countries atau OPEC untuk memangkas produksi tahun depan. Anggota dan sekutu OPEC akan memutuskan kebijakan tersebut dalam diskusi yang akan berlangsung bulan depan.

Mengutip Reuters, harga minyak jenis Brent naik 0,5% menjadi US$ 62,58 per barel. Harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) juga naik 0,5% menjadi US$ 57,06 per barel setelah turun 0,6% pada perdagangan sebelumnya.

OPEC menyatakan kebutuhan minyak akan turun pada tahun depan. Pernyataan tersebut mendukung pandangan pasar bahwa OPEC dan negara produsen minyak lainnya seperti Rusia, yang dikenal sebagai OPEC+, akan membatasi produksinya tahun depan.

OPEC+ sudah memangkas produksi minyak sebesar 1,2 juta barel per hari mulai 1 Januari 2019. Pada Juli 2019 lalu, kesepakatan tersebut direvisi dan berlaku hingga Maret 2020.

"Pasar energi akan tetap sama dan retorik terhadap OPEC+, rencana kesepakatan dagang, dan bagaimana Beijing bisa meredam situasi di Hongkong tanpa mengirim lebih banyak pasukan," ujar Senior Market Analyst di OANDA Edward Moya seperti dikutip dari Reuters pada Jumat (15/11).

(Baca: Harga Minyak Melambung 0,75% Dipicu Pernyataan Soal Prospek Ekonomi AS)

Selain itu, optimisme berakhirnya perang dagang Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok yang kembali menguat ikut mendorong naiknya harga minyak dunia. Penasihat Ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow menyatakan pada Kamis (14/11) bahwa kesepakatan dagang kedua negara semakin dekat.

Biarpun begitu, harga minyak tetap dibayangi pertumbuhan pasokan minyak AS yang naik hingga 2,2 juta barel. Analis dalam jajak pendapat Reuters memproyeksi pasokan minyak AS akan terus bertambah sebesar 1,64 juta barel.

Apalagi Energy Information Adminstration menyatakan produksi minyak mentah AS meningkat 200 ribu barel per hari (bph). Catatan tersebut membuat rekor produksi mingguan tertinggi AS sebesar 12,8 juta bph.

(Baca: Harga Minyak Kembali Jatuh Dipicu Keresahan Perlambatan Ekonomi Dunia)

Reporter: Verda Nano Setiawan