Cerita Enaknya Indomie, Jadi Sarana Kampanye hingga Alat Barter

Twitter Indomie @indomielovers
Ilustrasi. Media LA Times pada Selasa (5/11) menyebut Indomie Barbecue Chicken sebagai ramen terenak di dunia.
Penulis: Sorta Tobing
11/11/2019, 15.57 WIB

Selain itu, merek mi instan ini juga membantu warga di sana di bidang kesehatan. Indomie menjadi hadiah bagi keluarga yang melakukan imunisasi polio untuk anaknya. Cara ini terbukti ampuh menambah partisipasi masyarakat untuk melakukan vaksinasi.

Pemerintah di sana berhasil mencapai target 58.813 anak balita yang harus diimunisasi. “Jumlah anak-anak yang datang melebihi target harian kami,” ucap Pejabat Imunisasi Pemerintah Daerah Dange-Shuni, Sokoto Mallam Aliyu Abubakar. 

Ilustrasi. Media LA Times menyebut Indomie Barbecue Chicken sebagai ramen terenak di dunia.  (Indomie)

2. Australia

Pada Mei 2018, Vice.com mewawancarai Andy K, seorang koki di sebuah penjara Negeri Kanguru. Andy mengatakan para narapidana di sana suka sekali dengan Indomie. Meskipun tak baik untuk kesehatan, namun makanan ini ternyata mampu menyenangkan para napi.

“Menyenangkan sekali melihat semua napi duduk bersama di satu meja dan makan (Indomie) bersama. Setiap momen tersebut datang, kami merasa sebagai satu keluarga, dan itu waktu-waktu yang berharga,” katanya. 

Indomie disajikan di penjara sebagai makanan insentif. Untuk mendapatkannya, narapidana wajib melakukan pekerjaan terlebih dahulu. Setelah melakukannya, napi itu akan mendapatkan kupon yang bisa ditukar dengan menu makanan yang mereka inginkan, termasuk Indomie.

Hal ini juga menguntungkan pengurus narapidana, sebab harga Indomie tergolong murah. Bahkan yang termurah ketimbang makanan lain, yaitu hanya sekitar setengah dollar Australia saja atau sekitar Rp 4.800 per bungkus.

(Baca: Lampaui Induknya, Indofood CBP Cetak Kenaikan Laba Bersih 20,5%)

3. Amerika Serikat

Bukan hanya narapidana Australia yang menggemari Indomie, narapidana Amerika Serikat juga merasakan hal yang sama. Namun bedanya adalah narapidana di sana menggunakan Indomie sebagai alat barter.

Seorang mahasiswa doktoral di Jurusan Sosiologi University of Arizona bernama Michael Gibson-Light menemukan Indomie telah menggeser posisi rokok sebagai mata uang di penjara. Di kantin penjara, Indomie dihargai 59 sen dolar AS atau Rp 8.200 per bungkus.

Mie instan ini bisa didapatkan dari napi lain melalui barter. Selembar kaos berharga dua bungkus mi instan. Lima batang rokok senilai dengan satu bungkus Indomie. Seorang napi yang diwawancarai Gibson-Light bahkan mengatakan penghuni penjara bisa sampai terbunuh akibat perkara pembayaran mi instan.

Penulis: Amelia Yesidora (Magang)

Halaman: