Harga minyak mentah dunia ditutup melemah waktu Amerika Serikat (AS) setelah kenaikan empat hari berturut-turut. Pelemahan dipicu ekpektasi kenaikan stok minyak mentah AS serta kekhawatiran tentang data industri Tiongkok yang lemah.
Mengutip Reuters, harga minyak mentah berjangka jenis Brent, turun 45 sen menjadi US$ 61,57 per barel. Sedangkan harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate turun 85 sen menjadi US$ 55,81. Padahal di awal sesi, Brent dan WTI melejit ke level tertinggi dalam sebulan, masing-masing mencapai US$ 62,34 dan US$ 56,92.
Sementara pada pukul 07.15 WIB, harga minyak mentah AS WTI kontrak November naik 0,09% menjadi US$ 55,86 per barel dan harga minyak Brent kontrak Desember tetap US$ 61,57 per barel.
Menurut para trader, stok minyak mentah AS di Cushing, Oklahoma, titik pengiriman untuk minyak WTI, telah meningkat sekitar 1,5 juta barel dalam sepekan hingga 25 Oktober. Sementara dalam jajak pendapat Reuters, para analis memperkirakan total persediaan minyak mentah AS telah meningkat sekitar 700 ribu barel pada pekan lalu.
(Baca: Ada Efisensi, SKK Migas Sebut Target Investasi Migas Sulit Tercapai)
Di sisi lain, keuntungan perusahaan industri Tiongkok turun dalam dua bulan berturut-turut pada September karena harga produsen yang terus merosot, memperlihatkan dampak perlambatan ekonomi akibat berlarut-larutnya perang dagang dengan AS.
President Ritterbusch and Associates Jim Ritterbusch mengatakan data ekonomi Tiongkok yang negatif kemungkinan sudah dimasukkan ke dalam harga dan diimbangi oleh optimisme mengenai keberhasilan pembicaraan perdagangan AS-Tiongkok.
Presiden AS Donald Trump berharap untuk menandatangani bagian penting dari kesepakatan perdagangan dengan Tiongkok lebih cepat dari Jadwal. Meski begitu dirinya tak menyebut waktu yang tepat.
(Baca: Laba Perusahaan Manufaktur Tiongkok Anjlok Terimbas Perang Dagang)
"Kami tampaknya mungkin lebih cepat dari jadwal untuk menandatangani bagian yang sangat besar dari kesepakatan Tiongkok, kami akan menyebutnya Fase pertama tetapi itu adalah bagian yang sangat besar," kata Trump kepada wartawan.
Berita tersebut datang sebagai dorongan bagi investor yang bergulat dengan dampak dari perang perdagangan dan akibatnya terhadap ekonomi global. Analis mengatakan perjanjian itu akan memberikan dorongan untuk permintaan minyak global.
"Melihat lebih jauh ke depan, jika perundingan perdagangan terus mengalami kemajuan, dan kita melihat perjanjian penuh untuk kesepakatan fase pertama, ini akan membantu meningkatkan sentimen lebih lanjut," kata analis ING, Warren Patterson.