Pemerintahan Minim Oposisi, Faisal Basri Singgung Soal Monster Jahat

ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
Presiden Joko Widodo (kanan) melakukan pertemuan dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kiri) di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (11/10/2019).
22/10/2019, 07.29 WIB

Usai menyambangi Istana Merdeka kemarin, Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto menyatakan Presiden Joko Widodo meminta dirinya untuk membantu di bidang pertahanan. Ini menjadi penanda masuknya Gerindra dalam koalisi pemerintah.

Ekonom Senior Faisal Basri menyayangkan kondisi saat ini di mana hampir semua partai, termasuk Gerindra merapat ke pemerintah. Padahal, Gerindra sudah 10 tahun menjadi oposisi dan pengkritik pemerintahan agar lebih baik.

Ia berpendapat suatu negara seharusnya memiliki oposisi untuk menjadi penyeimbang. "Tidak ada lagi oposisi, semua menyemut kekuasaan. Pak Prabowo disebut jadi Menteri Pertahanan, Fadli Zon lagi Menkominfo katanya," ujar Faisal dalam acara peluncuran buku di Museum Nasional, Jakarta, Senin (21/10).

(Baca: Prabowo Sebut Gerindra Dapat Dua Jatah Menteri di Kabinet)

Ia juga menyoroti kabar masuknya beberapa anggota Dewan Perwakilan Rakyat ke dalam bursa menteri Jokowi. Kondisi semua merapat ke pemerintahan ini disebut Faisal cenderung menciptakan monster jahat. "Ini akan cenderung mengarah pada apa yang disebut despotic leviathan atau monster jahat," ucap dia.

Prabowo sudah memastikan akan bergabung dalam kabinet Jokowi. Menurut Prabowo, dirinya bersedia memperkuat kabinet atas permintaan Jokowi. Ia pun mengaku sudah mendapatkan pengarahan dari Jokowi terkait tugas-tugasnya kelak.

Ia mengatakan, partainya akan mendapatkan dua jatah dalam kabinet Jokowi. Selain Prabowo, rekannya Edhy Prabowo juga datang ke Istana, kemarin. Namun, Prabowo masih merahasiakan posisi Edhy dalam kabinet.

(Baca: Edhy Prabowo Sang Pesilat, Politisi Gerindra, dan Calon Menteri Jokowi)

Prabowo dan Edhy memang santer diisukan masuk ke dalam kabinet Jokowi. Prabowo disebut-sebut mengincar kursi Menteri Pertahanan. Ini sesuai dengan keinginan sang jenderal, yang fokus pada pertahanan dan keamanan negara di tengah perubahan global saat ini. Sedangkan Edhy disebut menyasar kursi Menteri Pertanian.