Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh bakal bertemu dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Rencana tersebut akan direalisasikan dalam waktu dekat.
Ketua DPP Partai Nasdem Irma Suryani Chaniago mengkonfirmasi hal tersebut. Irma menyatakan, telah menerima informasi pertemuan tersebut dari Ketua DPP Partai Gerindra Ahmad Riza Patria.
"Tadi Riza sudah katakan sudah ada niat ketemu, begitupun saya. Insya Allah akan direncanakan dalam waktu dekat," kata Irma di D'Consulate, Jakarta, Sabtu (12/10).
(Baca: Partai NasDem Tegaskan Tak Masalah Jika Tak Dapat Jatah Kursi Menteri)
Meski demikian, dia belum mengetahui detail waktu pertemuan. Menurutnya, pada dasarnya Surya Paloh dan Prabowo memang sudah bersahabat sejak lama sehingga pertemuan pimpinan partai itu sebagai hal yang wajar.
"Mereka pasti bertemu. Tapi mengenai kapan, kami belum tahu. Tapi pasti untuk silahturahmi," ujar Irma di
Salah satu topik yang akan dibahas dalam pertemuan tersebut kemungkinan terkait pembangunan Indonesia ke depan.
Menurut Irma, kedua partai tersebut kini lebih mengedepankan situasi kondusif dibanding kepentingan partai politik. Hal ini agar pemerintah bisa melakukan pekerjannya dengan aman dan nyaman sehingga seluruh program pemerintah bisa berjalan dengan baik.
"Karena dinamika politik hari ini harus ada kebersamaan, koordinasi satu dengan yang lain. Gerindra punya niat baik dan Nasdem juga, agar Indonesia ke depannya lebih baik," ujarnya.
Sebelumnya, Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto sempat bertemu Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (11/10).
(Baca: Ketua DPP Gerindra Sebut Kadernya Siap Jika Diminta Jadi Menteri)
Jokowi menyatakan, dalam pertemuan selama hampir satu jam itu, salah satu hal yang dibahas keduanya terkait kemungkinan Gerindra bergabung ke kubu pemerintah.
“Tadi juga (membahas) yang berkaitan dengan masalah koalisi,” kata Jokowi.
Meski demikian, dia mengatakan pembicaraan mengenai bergabungnya Gerindra ke koalisi pemerintah belum rampung. Sebab, dirinya masih harus berdiskusi lebih lanjut terkait hal tersebut.
Selain masalah koalisi, Jokowi dan Prabowo juga berbicara perihal ekonomi negara. Hal tersebut dibahas lantaran saat ini tengah terjadi perlambatan ekonomi dunia.
Menurut Jokowi, Indonesia memerlukan stabilitas keamanan, politik, serta persiapan lainnya dalam rangka mencegah imbas perlambatan ekonomi global. “Kami juga berbicara masalah ibu kota baru. Kami bercerita banyak kenapa pindah ke Kalimantan Timur, alasannya ini, ini, ini,” ujarnya.