Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak (SKK Migas) menyatakan ada lebih dari 40 proyek migas yang akan berproduksi mulai dari 2019 hingga 2027. Sepanjang tahun ini, SKK Migas menargetkan 11 proyek bisa berproduksi.
Sebanyak lima proyek gas dan tiga proyek minyak ditargetkan berproduksi pada kuartal IV 2019. Kelima proyek tersebut diantaranya adalah Suban Compressor, Kedung Keris, dan Bison-Iguana-Gajah Putri/BIGP di Natuna.
Suban Compressor yang dikelola ConocoPhillips (Grissik) Ltd seharusnya mulai berproduksi pada Agustus 2019. Namun mundur hingga Oktober karena kontraktor perlu uji coba produksi terlebih dahulu.
Suban Compression diproyeksi bisa memproduksi gas sebesar 100 MMSCFD. Estimasi investasi proyek tersebut mencapai US$ 440 juta.
Bison-Iguana-Gajah Puteri diproyeksi akan memproduksi gas sebesar 90 MMSCFD pada November 2019. Proyek yang dikelola oleh Premier Oil Natuna sea B.V ini memerlukan investasi sebesar US$ 171 juta.
Untuk proyek Kedung Keris diproyeksi akan menghasilkan minyak sebesar 3.900 BOPD pada Desember 2019. Investasi untuk proyek yang dikelola ExxonMobil Cepu Ltd mencapai US$ 72 juta.
(Baca: SKK Migas Catat Tiga Proyek Migas Terlambat Berproduksi)
Sedangkan sepanjang kuartal I hingga kuartal III 2019, hanya ada tiga proyek migas dengan total produksi sebesar 200 MMSCFD. Ketiga proyek tersebut adalah Terang Sirasun Batur Phase II, Seng Segat, dan Ario Damar dengan total investasi sebesar US$ 300 juta.
"Sepanjang 2019 ada delapan proyek gas dan tiga proyek minyak dengan total produksi sebesar 470 MMSCD dan 10.500 BOPD dengan estimasi investasi sebesar US$ 1,1 miliar," ujar Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Wisnu Prabawa Taher kepada Katadata.co.id pada Senin (30/9).
Dalam catatan Katadata.co.id, memang ada 11 proyek yang akan berproduksi hingga akhir tahun 2019. Selain proyek-proyek yang telah disebut, ada juga proyek Buntal-5 yang dikelola Medco E&P Natuna Ltd. dengan estimasi produksi 45 MMSCFD dan Temalat yang dikelola Medco E&P Indonesia yang ditargetkan berproduksi sebesar 10 mmscfd. Kedua proyek tersebut ditargetkan berproduksi pada November 2019.
(Baca: Pertamina Tak Bisa Produksi Blok ONWJ Hingga 33 Ribu BOPD Pada 2020)
Kemudian ada proyek Panen yang dikelola Petrochina yang ditargetkan mulai produksi November 2019 dengan estimasi sebesar 2000 BOPD dan proyek Bukit Tua Phase-3 yang dikelola Petronas Carigali Ketapang II Ltd yang diproyeksi mulai berproduksi pada Desember 2019 sebesar 3.182 BOPD dan 31 MMSCFD.
Terakhir proyek YY yang dikelola Pertamina Hulu Energi. Namun proyek ini gagal total karena terjadi kebocoran gas dan tumpahan minyak.
Wisnu pun menyebut suatu proyek migas bisa saja mundur dari target produksi yang telah ditetapkan SKK Migas. "Sifatnya dinamis, sehingga memang bisa ada perubahan jadwal onstream antara satu tahun fiskal ke tahun berikutnya. Dan info terkait hal tersebut biasanya diketahui menjelang akhir tahun yang terkait," ujar Wisnu.
(Baca: SKK Migas Sebut Lapangan Kedung Keris Bakal Produksi Bulan Depan)