Polemik Gelar Reformasi ke Jokowi, Rektor Trisakti Sebut Peran Alumni
Pimpinan Universitas Trisakti menjawab polemik tentang rencana pemberian gelar Putera Reformasi bagi Presiden Joko Widodo (Jokowi). Pejabat Sementara Rektor Trisakti Prof. dr. Ali Ghufron Mukti mengatakan usul tersebut datang dari sebagian alumni Trisakti yang tergabung dalam kegiatan Deklarasi Alumni Trisakti untuk Jokowi.
Deklarasi tersebut digelar sejumlah alumni pada 9 Februari 2019 dalam rangka dukungan kepada Jokowi dan Ma'ruf Amin dalam Pemilihan Presiden 2019. Ali mengatakan dia menerima aspirasi tersebut dan menyampaikan ke pemerintah lewat Sekretaris Kabinet Pramono Anung.
“Ditembuskan Menteri Sekretaris Negara sambil menunggu pertimbangan berbagai pihak,” ujar Ali dalam keterangan tertulisnya, Senin (23/9).
(Baca: Ribuan Mahasiswa Akan Demonstrasi Tolak RKUHP dan UU KPK Selama 2 Hari)
Sebelumnya beredar surat bernomor 339/AK.15/USAKTI/R/IX/2019 yang berisi rencana Universitas Trisakti memberi penghargaan kepada Jokowi. Dalam surat itu, dijelaskan penghargaan diberikan dalam rangka dies natalis Trisakti.
Penghargaan juga diberikan kepada mantan Walikota Solo itu karena keberhasilan mengawal cita-cita Reformasi 1998 yang dimulai peristiwa 12 Mei 1998 di Kampus Trisakti, Grogol.
Namun tidak semua alumni sepakat dengan penyematan gelar kepada Jokowi. Ikatan Alumni Trisakti (Ikausakti) secara resmi menyampaikan tidak mengusulkan gelar tersebut.
(Baca: Jokowi Minta Tunda Pembahasan RKUHP, Serius atau Pencitraan?)
Politisi Gerindra yang juga alumni Trisakti, Andre Rosiade juga menolak rencana almamaternya itu. Andre menganggap Jokowi belum menuntaskan kasus 12 Mei 1998.
“Jangan gadaikan reformasi karena Pak Jokowi itu penikmat reformasi,” kata Andre hari Minggu (22/9).