Jokowi Minta Masyarakat Tak Anti Asing

ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
Presiden Joko Widodo meminta Indonesia meniru Uni Emirat Arab yang berhasil meningkatkan perekonomian setelah mulai membuka diri dengan asing.
Penulis: Dimas Jarot Bayu
Editor: Agustiyanti
18/9/2019, 12.45 WIB

Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta masyarakat Indonesia tidak anti dengan pihak asing. Menurut Jokowi, keterbukaan terhadap perbedaan suku, etnis, dan agama, khususnya pihak asing dapat mendorong kesejahteraan Indonesia ke depan.

Selain itu, Jokowi menilai keterbukaan terhadap pihak asing dapat membuat Indonesia lebih mampu berinovasi. Asing, menurut dia, dapat membagikan ilmu yang tidak dimiliki Indonesia. Mereka pun dapat menanamkan investasinya untuk mendorong ekonomi nasional.

"Seharusnya kita semakin mampu mengelola hadirnya orang asing yang ingin bekerja sama dengan kita, dengan catatan menguntungkan bangsa ini. Jangan belum-belum sudah antek asing, antek aseng," kata Jokowi saat membuka Forum Titik Temu di Hotel DoubleTree by Hilton, Jakarta, Rabu (18/9).

(Baca: Pemerintah Akan Revisi 16 Peraturan agar PTN Bisa Rekrut Rektor Asing)

Jokowi mencontohkan negara yang bisa maju karena terbuka dengan pihak asing adalah Uni Emirat Arab (UEA). Menurut dia, negara tersebut 40 tahun lalu lebih tertinggal dari Indonesia karena tertutup dari asing. 

UEA lantas berupaya untuk membuka dirinya. Mereka berani mengundang talenta-talenta top dunia, serta mengajak tenaga ahli dan dosen perguruan tinggi di dunia untuk mengajar di UEA. Hasilnya, UEA bisa menjadi negara maju.

"Sekarang income per kapitanya USD 43 ribu. Juga sovereign wealth fund-nya USD 700 miliar," kata Jokowi.

(Baca: Rencana Jokowi Merekrut Rektor Asing Dimulai dari Perguruan Swasta)

Oleh karena itu, ia menegaskan pentingnya untuk terbuka dengan pihak asing. Hal itu dilakukan agar Indonesia bisa maju sebagaimana UEA.

Saat ini, menurut dia, Indonesia masih belum bisa menerapkan hal tersebut. Ia  mencontohkan pernah mendapat banyak kritikan ketika mewacanakan untuk mengimpor rektor asing untuk tiga perguruan tinggi di Indonesia.  Padahal, ada 4700 perguruan tinggi di dalam negeri.

"Saya baru ngomong-ngomong dikit saja. Baru bicara seperti itu sudah langsung Jokowi antek asing," ungkap dia.

Reporter: Dimas Jarot Bayu