Khofifah akan Bangun Asrama Nusantara Respons Kerusuhan Manokwari

ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa (kiri), Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak (tengah) dan Gubernur Jambi Fachrori Umar (kanan) bersiap untuk dilantik oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, Rabu (13/2/2019). Presiden melantik Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa-Emil Dardak untuk periode 2019-2024 dan Gubernur Jambi Fachrori Umar untuk masa jabatan hingga 2021. Khofifah mengutarakan niatnya membangun asrama mahasiswa Nusantara sebagai tempat bertemunya p
20/8/2019, 12.27 WIB

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa berkeinginan membangun asrama bagi mahasiswa seantero Nusantara di Jawa Timur. Hal ini agar mahasiswa dari seluruh penjuru negeri dapat berbaur dan saling percaya dalam satu tempat tinggal.

Ini merupakan respons Khofifah atas pengepungan dan persekusi mahasiswa Papua di Surabaya hari Jumat (16/8) lalu. Tiga hari kemudian, warga di Manokwari, Papua Barat memblokade jalan hingga membakar Gedung Dewan Perwakilan Rakyat daerah (DPRD) Papua Barat.  Khofifah juga telah berbicara dengan Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak bagaimana mewujudkan pembangunan asrama ini.

“Bagaimana kalau disiapkan asrama mahasiswa Nusantara dengan meminta keikhlasan mahasiswa Jatim,” kata Khofifah seperti dilansir Antara, Selasa (20/8).

(Baca: Khofifah Minta Maaf, Penyerangan Mahasiswa Papua Tak Mewakili Jatim)

Mantan Menteri Sosial tersebut mengatakan rasa kebhinnekaan di Indonesia ternyata masih terasa di lapis luar dan belum dipahami hingga ke dalam. Dengan adanya asrama mahasiswa Nusantara, maka spirit saling mengenal antar mahasiswa tumbuh.

“Ini memanggil memori kita bagaimana Jong Java, Jong Celebes, dan Jong Borneo mengikrarkan dirinya dengan komitmen Indonesia tumpah darah kita,” kata dia.

Dengan saling mengenal, diharapkan ada rasa saling percaya yang tumbuh antara mahasiswa dari berbagai daerah. Mereka juga akan memahami menjadi Indonesia yang berlatar banyak suku, Bahasa, hingga adat istiadat.

“Kemudian tepa saliranya (tenggang rasa) dan kepercayaan muncul,” kata Khofifah.

Kerusuhan bermula dari pengepungan asrama Papua oleh sejumlah warga di Surabaya pada Jumat (16/8). Pengepungan ini berbuntut massa di Manokwari yang mengamuk hingga membakar Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Papua Barat pada Senin (19/8).

(Baca: JK Perintahkan Aparat Buka-bukaan Penyebab Rusuh Manokwari)

Wakil Presiden Jusuf Kalla menyesalkan rangkaian kejadian tersebut dan memerintahkan aparat menjelaskan secara terbuka duduk perkara kerusuhan. Ini karena dua kasus itu dianggap sebab dan akibat, maka wajar apabila masyarakat mendapatkan penjelasan gamblang.

 “Jelaskan saja apa yang terjadi secara terbuka,” kata Kalla dikutip dari keterangan resmi Wapres RI, Senin (19/8).