Soal Rusuh Manokwari, Jokowi Minta Pace dan Mace Beri Maaf

ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso
Presiden Joko Widodo (kiri) didampingi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono (kanan) meninjau Jalur Trans Papua menggunakan motor trail sejauh 7 km di ruas jalan Wamena-Habema, Kabupaten Jayawijaya, Papua, Mei 2017 lalu. terkait rusuh Manokwari, Jokowi meminta warga Papua dan Papua Barat memberi maaf atas kejadian persekusi d Surabaya, Jumat (16/8/2019).
19/8/2019, 19.14 WIB

Dikutip dari sejumlah pemberitaan, kejadian bermula dari pengepungan asrama mahasiswa Papua  di Jl. Kalasan, Surabaya. Warga menggeruduk asrama karena adanya informasi yang beredar lewat aplikasi Whatsapp soal rusaknya bendera Merah Putih di lokasi mahasiswa Papua itu tinggal.

Aksi bahkan meningkat menjadi saling lempar antara massa dengan mahasiswa dan baru berhenti setelah aparat masuk  membubarkan massa. Buntut kejadian, 43 mahasiswa diamankan pihak Polrestabes Surabaya. Namun usai pemeriksaan, hari Minggu (18/8) dini hari mahasiswa telah dilepaskan.

(Baca: JK Perintahkan Aparat Buka-bukaan Penyebab Rusuh Manokwari)

Namun, ada anggapan pihak keamanan  melakukan aksi kekerasan yang mengakibatkan lima mahasiswa mengalami luka-luka. Nada rasisme dari massa serta aparat  juga sempat dikeluhkan para mahasiswa.  Hal tersebut dibantah Kepolisian Daerah Jawa Timur yang menegaskan anggotanya tidak bertindak rasis saat mengamankan 43 mahasiswa.

 “Kalau pun ada organisasi kepemudaan, kami akan lakukan penyelidikan,” kata Kabid Humas Polda Jawa Timur Komisaris Besar Pol Frans Barung Mangera dikutip dari Antara, Senin (19/8).

Wakil Presiden Jusuf Kalla pun memerintahkan aparat terbuka menjelaskan pangkal rusuh Manokwari. Apalagi menurutnya kejadian amuk massa dan persekusi di Surabaya saling terkait.

Halaman: