Kebijakan Kuwait dan Saudi Bawa Harga Minyak Dekati US$ 55 Per Barel

Katadata
Harga minyak hari Selasa (13/8) ini naik tipis, buntut kebijakan Kuwait dan Arab Saudi.
13/8/2019, 09.52 WIB

Eksekutif senior Saudi Aramco Khalid al-Dabbagh mengatakan bahwa pemerintah Arab Saudi akan memutuskan IPO akan dilakukan pada kondisi pasar yang optimal. Pejabat tersebut juga mengatakan bahwa Saudi Aramco telah menandatangani surat perjanjian dengan Reliance India untuk membeli saham dalam industri penyulingan dan petrokimia.

(Baca: Goldman Sachs: Kekhawatiran Perang Dagang Berujung Resesi Meningkat)

Analis mengatakan pengurangan pasokan yang lebih banyak dibutuhkan untuk menopang harga minyak. Ini karena pengamat dan lembaga pemerintah mengeluarkan prediksi yang suram terkait ekonomi global dan pertumbuhan permintaan minyak.

Prospek ekonomi memburuk di seluruh dunia karena perselisihan perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok yang berkepanjangan.

"Ini akan membuat pasar jauh lebih lama untuk kembali ke keseimbangan dan memaksa produsen OPEC dan non-OPEC untuk melanjutkan pengurangan produksi mereka," kata Andy Lipow, presiden Lipow Oil Associates di Houston.

International Energy Agency (IEA) mengatakan pada Jumat (9/8) lalu bahwa meningkatnya tanda-tanda perlambatan ekonomi telah menyebabkan permintaan minyak global tumbuh pada laju paling lambat sejak krisis keuangan 2008.

(Baca: Perang Dagang Sebabkan Harga Minyak Merosot Hampir 5%)

Halaman:
Reporter: Verda Nano Setiawan