Pemerintah Prioritaskan Bangun Transportasi Publik di Ibu Kota Baru

ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Foto udara kawasan Bukit Nyuling, Tumbang Talaken Manuhing, Gunung Mas, Kalimantan Tengah, Kamis (25/7/2019).
Penulis: Rizky Alika
Editor: Ekarina
2/8/2019, 05.45 WIB

Kemudian, kawasan ibu kota negara juga terdapat diplomatic compound, fasilitas pendidikan dan kesehatan, universitas, science and techno park, serta industri bersih dan teknologi tinggi. Kemudian, juga akan terdapat pusat penelitan dan pengembangan, gedung pertemuan, museum dan pusat olahraga, pusat belanja modern, dan pangkalan militer.

Selanjutnya, pada 2030-2045, pembangunan ibu kota negara akan kembali diperluas menjadi 200 ribu hektar. Tahap pembangunan meliputi taman nasional, konservasi orang utan, dan klaster permukiman non-ASN.

Selain itu, pada periode tersebut akan dibangun pula kawasan perluasan ibu kota negara 2. Zona ini merupakan kawasan metropolitan serta wilayah pengembangan terkait dengan wilayah provinsi sekitarnya.

(Baca: Air Keran Siap Minum hingga Listrik Energi Terbarukan di Ibu Kota Baru)

Bambang menyebut, konsep pengembangan kawasan metropolitan ini akan serupa dengan Brasilia, ibu kota baru Brazil. Jumlah penduduk kawasan tersebut terus berkembang hingga saat ini. 

Pemerintah Brazil menargetkan jumlah penduduk sebanyak 500 ribu orang. "Hari ini sudah 3,5 juta orang dan menjadi kota metropolitan sendiri," ujarnya.

Meski begitu, pada lokasi ibu kota baru juga akan dilengkapi area ruang terbuka hijau lebih besar atau minimal  50% dari luas ibu kota, dengan mempertimbangkan bentuk topografi wilayah.

Bangunan maupun perumahan pun akan lebih berkonsep hijau yang hemat energi, air, serta menggunakan material bangunan ramah lingkungan seperti bahan daur ulang, energi terbarukan dan sistem pencahayaan alami.

Halaman:
Reporter: Rizky Alika