Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak yang dilangsungkan pada 2020 ramai diperbincangkan, tak terkecuali dalam kontestasi Pilkada Solo mendatang. Survei yang dirilis Universitas Slamet Riyadi (Unisri) Surakarta menjadi perhatian masyarakat karena menyebut dua putra Presiden Joko Widodo sebagai calon kuat di bursa calon wali kota Solo.
Gibran Rakabuming dan Kaesang Pangarep masuk dalam daftar tersebut. Tak sedikit partai yang bersedia memberikan dukungannya kepada kedua putra Jokowi itu. Partai yang mulai memberikan sinyal adalah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Partai Demokrat, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) hingga Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
“Gibran dan Kesang masuk radar PKS,” kata Sekretaris Bidang Politik Hukum dan Keamanan DPP PKS Suhud Alynudin, seperti dikutip Detik.com, Sabtu (27/7). PKS merupakan salah satu partai yang mengusung Jokowi dalam Pilkada Solo 2010.
Ketua DPC PDIP Solo F.X. Hadi Rudyatmo mempersilakan Gibran menggunakan PDIP sebagai kendaraan politik jika ingin maju sebagai calon wali kota Solo 2020. "Kita (PDIP) dengan siapapun terbuka dan mempersilakan saja, termasuk kepada Mas Gibran. Tapi nanti kami harus melalui proses sesuai mekanisme partai," kata Rudy seperti dikutip Liputan6.com.
Tidak hanya kedua putra Jokowi, dalam survei tersebut juga ada nama-nama lain yang digadang-gadang mulai dari wali kota petahana hingga anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Solo. Dikutip dari berbagai sumber, berikut nama-nama calon wali kota Solo.
1. Gibran Rakabuming Raka
Gibran merupakan putra Solo yang menghabiskan masa kecilnya di kota kelahirannya. Pria kelahiran 1 Oktober 1987 ini setelah lulus SMP melanjutkan pendidikannya di Orchid Park Secondary School, Singapura.
Ia melanjutkan pendidikan tingginya di Singapura, tepatnya di Management Development Institute of Singapore pada 2007. Terakhir, Gibran berkelana ke Sydney, Australia untuk melanjutkan pendidikan di University of Technology Insearch pada 2010.
Tinggal jauh selama delapan tahun dari orang tua membentuk Gibran menjadi pribadi yang mandiri. Meskipun ayahnya merupakan orang penting di tanah air, ia lebih memilih membangun kariernya dari bawah. Sekembalinya ke Indonesia, Gibran merintis usaha kuliner, bukan meneruskan karier di bidang teknologi sebagaimana latar belakang pendidikannya.
Bisnis pertama yang ia geluti adalah katering Chili Pari yang dibuka pada Desember 2010 kemudian ia membuka Kafe Markobar. Selain itu, Gibran juga pemilik Icolor yang memberikan jasa reparasi produk kenamaan Apple. Gibran juga dipercaya menjadi ketua Asosiasi Perusahaan Jasa Boga Indonesia (APJB) Kota Solo.
Gibran dalam survei Unisri menjadi kandidat terkuat dari indikator popularitas, yaitu sebesar 90%. Selain itu, Gibran juga menempati posisi kedua di indikator akseptabilitas sebesar 61% dan indikator elektabilitas sebesar 13%.
Menanggapi hasil survei tersebut, Gibran mengapresiasi masyarakat Solo yang telah memberikannya penilaian positif untuknya. Ia mengatakan bahwa aktivitasnya sehari-hari, terutama di media sosial masih berpusat di bisnisnya. Namun jika pendaftaran Pilwalkot Solo 2020 telah dibuka, ia meminta masyarakat mengingatkannya. “Kalau pendaftarannya sudah dibuka, teman-teman kasih tahu saya,” ucapnya.
(Baca: Gibran dan Kaesang Jadi Tokoh Terpopuler di Survei Pilkada Surakarta)
2. Kaesang Pangarep
Putra bungsu Jokowi ini juga merupakan kandidat kuat dalam survei bursa calon wali kota Solo 2020. Kaesang menempati posisi ketiga dalam hal popularitas sebesar 86%. Sebagaimana kakaknya, Kaesang juga lahir dan besar di Solo.
Ia melanjutkan pendidikan SMA di program International Baccalaureat, Anglo-Chinese School International, Singapura. Di negara yang sama, Kaesang melanjutkan kuliahnya di Singapore Institute of Management University.
Kesang dikenal aktif di berbagai media sosial mulai dari Twitter, Instagram, blog hingga Youtube. Tidak kalah dengan kakaknya, Kaesang juga merintis usaha kuliner hingga jas hujan. Bisnisnya antara lain Sang Pisang yang dibuka pada Desember 2017, Pasta Buntel, Empal Gentong, bisnis ikan lele, Sang Javas untuk kategori bisnis pakaian, hingga jas hujan dengan merek “TUGAS NEGARA BOS!”.
Selain itu, ia juga menunjukkan kebolehannya dalam berakting di film Cek Toko Sebelah besutan komika Ernest Prakasa. Pria kelahiran 25 Desember 1994 ini tetap memberikan karya terbaiknya meskipun hanya berperan sebagai cameo. Ernest pun mengaku puas dengan akting Kaesang.
(Baca: Kaesang Targetkan Buka 10 Ribu Gerai Ternakopi Tahun Ini)
3. Achmad Purnomo
Achmad Purnomo merupakan wakil wali kota Solo periode 2016-2020. Ia masuk dalam kandidat kuat bursa calon Walikota Solo dengan popularitas yang sama dengan Gibran, yaitu sebesar 90%. Selain itu, Achmad Purnomo memimpin dalam indikator akseptabilitas dan elektabilitas dengan nilai masing-masing sebesar 83% dan 28%.
Purnomo mengatakan pencalonannya dalam pemilihan wali kota mendatang harus melalui perintah partai pengusungnya, yaitu PDIP. “Saya tidak bisa memberikan tanggapan apa-apa, itu survei pihak lain. Bisa benar atau tidak,” ujarnya. Ia juga tidak akan mencari partai pengusung lain jika tidak dipilih kembali untuk maju dalam Pilkada Solo 2020.
Sebelumnya, Purnomo juga pernah bersaing dengan Jokowi untuk memperebutkan kursi wali kota Solo dalam Pilwalkot Surakarta periode 2005-2010. Saat itu ia diusung oleh Partai Amanat Nasional (PAN) yang hanya mampu meraup suara sebesar 29%.
Pada periode selanjutnya, Purnomo menjadi wakil wali kota Surakarta periode 2013-2015. Purnomo dan F.X. Hadi Rudyatmo maju kembali dalam Pilkada Surakarta periode 2015-2020.
Di luar karier politik, Purnomo merupakan apoteker yang mengelola Apotek Fajar Surakarta. Ia adalah lulusan Fakultas Farmasi Universitas Gajah Mada pada 1972. Purnomo terus melanjutkan pendidikannya di bidang magister pada 1973 dan meraih gelar doktor Ilmu Farmasi UGM pada 1988. Purnomo pun pernah mengabdi sebagai dosen di Fakultas Farmasi UGM pada 1974 hingga 2013.
(Baca: Jokowi Beri Sinyal Sang Menantu Tertarik Masuk Politik)
4. Teguh Prakosa
Teguh Prakosa merupakan Ketua DPRD Solo dan calon kuat ketiga berdasarkan indikator akseptibilitas dan elektabilitas. Pada indikator popularitas, Teguh berhasil meraih suara 49%, sedangkan dalam indikator elektabilitas ia meraih suara sebesar 11%.
Pria kelahiran Solo, 10 November 1958 ini mengaku siap jika partainya kembali mendukungnya menjadi calon wali kota Solo. “Kita sebagai prajurit ikut ke mana arah partai. Mau ditugaskan di DPRD atau di Balai Kota semua siap,” kata Teguh.
Teguh memulai karier politiknya dengan menjadi anggota DPRD Solo dari 2009-2014. Teguh juga merupakan wakil bendahara DPC PDIP Surakarta periode 2000-2005 dan Sekretaris DPC PDIP Surakarta dari 2005 hingga sekarang. Sebelumnya, Teguh pernah mengabdi menjadi guru olahraga SMK Bhineka Karya pada 1986-2009.
(Baca: Jokowi, Pemenang Lima Pemilu dari Pilkada Solo hingga Nasional)