Harga Minyak Naik Dipicu Penurunan Stok AS dan Konflik di Timur Tengah

Chevron
Ilustrasi sumur minyak.
24/7/2019, 14.56 WIB

Harga minyak mentah dunia melanjutkan tren kenaikan pada perdagangan Rabu (24/7). Ini seiring data stok minyak mentah Amerika Serikat (AS) yang turun lebih dalam dari perkiraan. 

Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman September berada pada level US$ 56,99 per barel, naik US$ 0,22 atau 0,39%. Sedangkan harga minyak Brent untuk pengiriman September tercatat US$ 63,98 per barel, naik US$ 0,15 atau 0,23%.

(Baca: Harga Minyak Dunia Naik, Rupiah Hari Ini Dibuka Melemah)

Dikutip dari Reuters, American Petroleum Institute mengungkapkan, stok minyak mentah AS turun 11 juta barel menjadi 449 juta barel dalam sepekan hingga 19 Juli 2019. Penurunan ini nyaris tiga kali lipat prediksi analis yaitu 4 juta barel.

Stok minyak mentah di pusat pengiriman Cushing, Oklahoma, turun 448 ribu barel, meskipun stok bensin naik 4,4 juta barel, dibandingkan dengan ekspektasi analis dalam jajak pendapat Reuters untuk penurunan 730 ribu barel. Pemerintah AS akan mengungkapkan angka resminya Rabu (24/7) pagi, waktu setempat.

(Baca: Kawasan Timur Tengah Masih Panas, Harga Minyak Naik Tipis)

Sebelumnya, kenaikan harga minyak dipicu kekhawatiran akan pasokan minyak di tengah ketegangan di Timur Tengah. Pekan lalu, kapal tanker minyak Inggris dicegat oleh militer Iran. Hal ini memicu kekhawatiran gangguan pasokan minyak yang melalui Selat Hormuz.

Kemudian, Angkatan Laut AS menyatakan telah menembak jatuh pesawat tanpa awak (drone) yang diduga milik militer Iran karena dianggap mengancam kapal. Meskipun, pemerintah Iran menyatakan tidak mendapatkan informasi bahwa pihaknya kehilangan drone.

"Kami yakin kami menjatuhkan satu drone, kami mungkin telah menjatuhkan dua drone," kata Jenderal Kenneth McKenzie mengatakan kepada CBS News dilansir dari Reuters.

Reporter: Verda Nano Setiawan