PT Pertamina menargetkan kapasitas Kilang Balikpapan akan naik sekitar 38%. Hal ini menyusul berjalannya proyek pengembangan kilang atau refinery development master plan (RDMP).
Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia Ignatius Tallulembang, menyebut kilang yang berada di Kalimantan Timur ini kapasitasnya akan naik dari 260 juta barel per hari (MBSPD) menjadi 360 MBSPD.
Dengan adanya peningkatan ini, maka volume produk yang dihasilkan pun bertambah. Seperti produksi gasoline sebanyak 100 ribu barel per hari (KBPD), diesel 30 KBPD, elpiji 1.500 ton per hari (TPD), dan produk propylene sebanyak 230 kilo ton per tahun (KTPA).
"Peningkatan produk hasil dari Kilang Balikpapan ini tentunya akan menambah ketahanan dalam mencukupi kebutuhan energi nasional, penguatan devisa negara dan produk domestik bruto (PDB) nasional," katanya seperti dikutip berdasarkan keterangan tertulis, Selasa (23/7).
RDMP Balikpapan merupakan satu dari proyek pengembangan dan peningkatan kapasitas kilang yang dilakukan Pertamina. Bukan hanya menambah kapasitas, namun produk yang dihasilkan juga akan memiliki standar EURO V.
Selain itu, kompleksitas kilang juga akan bertambah sehingga bisa menghasilkan produk-produk yang memiliki nilai jual lebih tinggi dan bisa mengolah minyak mentah dengan kandungan sulfur lebih tinggi.
Dengan investasi sekitar US$ 6,5 miliar, kilang Balikpapan akan menyerap tingkat kandungan dalam negeri yang diprediksi mencapai lebih dari 30%.
(Baca: Pertamina Ekspor Perdana Produk Kilang Balikpapan ke Aljazair)
Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan mengungkapkan, Putra Mahkota Uni Emirat Arab (UEA) Sheik Mohamed bin Zayed Al akan datang pekan ini ke Indonesia dan memberikan komitmen investasi senilai US$ 10 miliar atau sekitar Rp 140 triliun untuk tiga proyek di sini. Proyek paling besar adalah RDMP Kilang Balikpapan.
Proyek tersebut bakal menjadi kerja sama kemitraan antara perusahaan UEA dan Pertamina. Bentuknya adalah partisipasi dalam hal operasional kilang. Pertamina nantinya akan menguasai 51% saham proyek bernilai US$ 12 miliar itu. Namun, Jonan enggan membeberkan target finalisasi perjanjiannya. "Nanti saja," ucap dia di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat lalu.
(Baca: Bangun Kilang, Pertamina Dapat Pinjaman US$ 1,5 M dari Eximbank Korsel)