Subsidi Solar Dipotong, Menteri Jonan Usul Harga Solar Disesuaikan

Pertamina
Ilustrasi distribusi solar. Banggar DPR sepakat memotong subsidi solar untuk RAPBN 2020.
Editor: Yuliawati
16/7/2019, 10.05 WIB

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan menyampaikan usulan dalam Rapat Dengan Pendapat (RDP) dengan Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI untuk menyesuaikan harga Bahan Bakar Minyak jenis solar pada tahun depan. Penyesuaian tersebut diusulkan lantaran Banggar DPR menetapkan subsidi solar Rp 1.000 per liter atau dipotong Rp 500 per liter.

Pemotongan subsidi ini telah disetujui di Badan Anggaran untuk RAPBN 2020. Padahal sebelumnya pemerintah telah mengajukan subsidi solar sebesar Rp 1.500 per liter.

"Saya dapat paparan dari Menkeu (Menteri Keuangan Sri Mulyani) subsidi maksimal Rp 1.000. Ini kalau sampai digetok mungkin kami akan lihat apa perlu ada penyesuaian," kata Jonan di Gedung DPR, Jakarta, Senin (15/7).

(Baca: Kementerian ESDM Imbau Badan Usaha Beli Solar dari Pertamina)

Ada pun saat ini harga solar eceran sebesar Rp 5.150 per liter. Apabila penyesuaian harga solar dilakukan, maka harganya bisa naik atau turun mengikuti harga keekonomiannya.

Sedangkan, jumlah subsidi solar dalam APBN 2019 sebesar Rp 33,55 triliun. Hingga kuartal I 2019 realisasi subsidi sudah mencapai Rp 13,56 triliun. Diproyeksikan hingga akhir tahun realisasi subsidi solar bisa melebihi jumlah subsidi yang ditentukan yaitu Rp 33,83 triliun.

Pada tahun lalu, Kementerian Keuangan mencatat subsidi energi mencapai Rp 153,5 triliun, atau membengkak sebesar Rp 59 triliun dari semula ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) yaitu Rp 94,5 triliun. Penyebab utamanya yaitu penambahan besaran subsidi solar.

Pada saat itu asumsi rata-rata harga minyak mentah Indonesia (Indonesia Crude Price/ ICP) sebesar US$ 67,5 per barel, sedangkan asumsi yang digunakan oleh APBN yaitu US$ 48 per barel. ICP itu dipengaruhi oleh harga minyak dunia.

(Baca: Impor Migas Semester I Turun 22,5%, Kontributor Terbesar Minyak Mentah)