Kepala Biro Penerangan Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan bahwa RA (Rafik Asarrudin), pelaku bom bunuh diri di Pos Pengamanan Tugu Kartasura, Solo, Jawa Tengah, diketahui terpapar gerakan negara Islam ISIS. Namun belum ada indikasi dia terlibat suatu jaringan teroris tertentu.
Kepolisian mengetahui identitas Rafik melalui sidik jarinya yang dicocokkan dengan sidik jari di ijazah. “Pelaku ini suicide bomber. Secara individu, yang bersangkutan terpapar paham ISIS. Belum ada indikasi yang bersangkutan terlibat dalam suatu jaringan,” kata Brigjen Dedi di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (4/6/2019).
Menurut Dedi, pria berusia 22 tahun ini seorang pekerja swasta, belum menikah, pendidikan terakhir SMA, dan beralamat di Wirogunan, Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah. Beberapa tetangganya mengenal Rafik sebagai pria yang jarang bergaul dengan warga sekitar, cenderung pendiam, dan jika salat Jumat di luar kampung.
Sebelumnya, kasus yang diduga bom bunuh diri di Pos Pengamanan I Tugu Kartasura ini terjadi pada Senin malam sekitar pukul 22.30 WIB. Awalnya ada seorang tak dikenal menggunakan kaos berwarna hitam dan celana jeans serta memakai headset berjalan menuju Pos Pengamanan Tugu Kartasura.
Orang tersebut duduk di trotoar di depan pos. Lalu sepuluh menit kemudian terjadi ledakan di depan pos yang mengakibatkan orang tersebut luka-luka.
(Baca: Usai Ledakan, Densus Geledah Rumah Pelaku Bom Bunuh Diri Kartasura)
Beberapa jam setelah kejadian, Pasukan Densus 88 Antiteror Mabes Polri menggeledah rumah Rafik di Kampung Kranggan, Desa Wirogunan, Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, Selasa dini hari. Densus 88 didukung jajaran Polda Jateng ketika mendatangi rumah berwarna cat putih di RT 01 RW 02 Desa Wirogunan, Kartasura, sekitar pukul 01.00 WIB itu.
Pada penggeledahan ini juga terlihat Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol. Rycko Amelza Dahniel dan Pangdam IV Diponegoro Mayjen TNI Mochamad Effendi. Keduanya meninggalkan lokasi sekitar pukul 03.00 WIB.
Rycko mengatakan, dalam penggeledahan tersebut polisi menemukan barang bukti yang berkaitan dengan yang ditemukan di tempat kejadian perkara. “Karena suasana masih gelap harus lebih berhati-hati dalam mengerjakannya,” kata Rycko.