Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) belum juga memutuskan pengelolaan Blok Corridor setelah kontrak berakhir pada 2023. Namun Pemerintah memberikan sinyal positif kepada ConocoPhillips untuk kembali mengelola blok migas yang berada di Sumatera Selatan tersebut.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Djoko Siswanto menyatakan pengelolaan Blok Corridor oleh ConocoPhillips masih menjadi prioritas. "Masih jadi prioritas," ujar Djoko saat ditemui di Gedung Kementerian ESDM, Kamis, (23/5).
Lebih lanjut Djoko bilang keputusan terkait alih kelola Blok Corridor akan segera diputuskan. Apalagi Menteri ESDM Ignasius Jonan sudah melangsungkan pertemuan dengan CEO ConocoPhillips Ryan Lance di Houston, Amerika Serikat pada Rabu (22/5).
Dalam pertemuan tersebut Jonan didampingi Wakil Kepala SKK Migas Sukandar, Duta Besar RI di Washington Mahendra Siregar, dan Konjen RI di Houston. Pertemuan tersebut tidak lain membahas mengenai kelanjutan pengelolaan Blok Corridor.
"ConocoPhillips selaku operator eksisting berkomitmen untuk terus mengoperasikan Blok Corridor bersama pemegang participating interest saat ini," kata Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama Kementerian ESDM, Agung Pribadi, dalam siaran pers pada Kamis (23/5).
(Baca: Meleset dari Target, Nasib Blok Corridor dan Jabung Diumumkan 2019)
Dikonfimasi secara terpisah, Corporate Communications Manager ConocoPhillips Diarmila Sutedja enggan berkomentar terkait pertemuan antara Menteri ESDM dengan CEO ConocoPhillips di Amerika." Tidak ada tambahan dari kami," ujarnya saat dihubungi katadata.co.id Kamis, (23/5).
Selama ini Blok Corridor dikelola oleh ConocoPhillips dengan hak partisipasi sebesar 54%. ConocoPhillips mulai mengelola Blok Corridor sejak 2012 setelah mengakuisisi Gild Resources.
Pemegang hak kelola lainnya adalah Pertamina sebesar 10% dan Repsol Energy 36%. Kepemilikan hak kelola Repsol naik setelah membeli hak kelola Talisman Energy Inc senilai US$ 8,3 miliar.
Sejauh ini, ConocoPhillips bersama Repsol sudah mengajukan proposal perpanjangan kontrak di Blok Corridor. ConocoPhillips dan Repsol bersaing dengan Pertamina yang juga mengajukan proposal pengelolaan Blok Corridor pasca 2023.
Hingga April 2019, produksi gas Lapangan Grissik Blok Corridor mencapai 1.028 mmcfd. Sedangkan lifting gas sebesar 834 mmscfd atau mencapai 103% dari target tahun ini sebesar 810 mmscfd.
(Baca: Jonan Akan Berikan Blok Corridor ke Kontraktor yang Pakai Gross Split)