Sekitar ribuan orang yang menamakan diri Koalisi Umat 'mengepung' Gedung Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), Jakarta, hari ini. Mereka ingin ikut serta mengawal Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno melaporkan sejumlah dugaan kecurangan terkait Pemilu 2019.
Massa yang memenuhi halaman di luar gedung Bawaslu sejak pukul 13.00 WIB, sempat hendak masuk ke dalam gedung. Meski demikian, aparat keamanan yang berjaga di sekitar Bawaslu berhasil menghalau mereka untuk masuk. Pagar kawat berduri yang dipasang di sekeliling Gedung Bawaslu juga menghalangi massa masuk ke gedung Bawaslu.
Hingga kini, massa masih berada di luar halaman gedung Bawaslu. Massa yang mayoritas berpakaian seba putih, berada di luar gedung sembari mengibarkan bendera-bendera merah putih, menyerukan takbir dan yel-yel sepanjang waktu.
(Baca: Tim Prabowo-Sandi Laporkan Dugaan Kecurangan Pilpres 2019 Siang Ini)
Ribuan polisi diterjunkan untuk mengamankan gedung Bawaslu. Sebagian di antara mereka mengenakan setelan bersorban. Selain berjaga, mereka melantunkan Asmaul Husna ketika massa mulai meneriaki aparat keamanan.
Untuk diketahui, BPN Prabowo-Sandiaga akan melaporkan beberapa hal ke Bawaslu pada Jumat siang ini. Juru bicara BPN Prabowo-Sandiaga, Ferry Juliantono mengatakan, salah satu yang akan dilaporkan terkait dugaan penggunaan institusi negara oleh salah satu pihak untuk kepentingan Pilpres 2019.
Kemudian, BPN menduga adanya penggunaan sumber daya dan keuangan negara untuk kepentingan Pilpres 2019. BPN pun menduga terjadi pelanggaran pemanfaatan aparatur sipil negara (ASN) oleh salah satu pihak untuk kepentingan Pilpres 2019.
(Baca: Situng KPU Capai 74,11%, Jokowi Unggul 14 Juta Suara atas Prabowo)
Juru bicara BPN Prabowo-Sandiaga, Vasco Ruseimy menambahkan, pihaknya akan melaporkan adanya penggiringan opini terkait pemanfaatan KPU untuk kepentingan pasangan calon nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin. BPN juga akan melaporkan dugaan kecurangan yang berkaitan dengan formulir hasil penghitunhan suara atau C-1.
Selain itu, BPN akan melaporkan dugaan penyelenggaraan Pilpres 2019 di luar negeri untuk kemenangan Jokowi-Ma'ruf. "Juga tentang pengondisian penggunaan logistik sebagai media kecurangan dalam memenangkan paslon 01,” imbuh Vasco.
Vasco mengatakan, berbagai dugaan kecurangan tersebut dilakukan secara terstruktur, sistematis, dan masif. Menurutnya, kecurangan tak hanya terjadi pada saat pencoblosan. Dugaan kecurangan tersebut bahkan terjadi pada sebelum dan setelah pencoblosan.
(Baca: Eks Hakim MA Nilai 'People Power' Kubu Prabowo Mengarah kepada Makar)
Selain berbagai dugaan kecurangan tersebut, BPN akan mendorong penyelidikan lebih lanjut terhadap banyaknya petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang meninggal dunia. Hingga Selasa (7/5), jumlah petugas KPPS yang meninggal dunia sebanyak 456 orang.
Adapun, petugas KPPS yang sakit mencapai 4310 orang. "Sampai saat ini masih ada lebih dari 3000 orang yang dirawat di rumah sakit. Kami mendorong penyelidikan lebih jauh," kata Ferry.