BPN: Investasi Domestik Perlu Ditingkatkan Untuk Capai Pertumbuhan 7%

Arief Kamaludin | Katadata
Sandiaga Uno (kanan) dan Prabowo Subianto saat Debat Capres I yang diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum di Jakarta, Kamis, (17/1/2019).
Penulis: Rizky Alika
10/4/2019, 19.29 WIB

Tak hanya bicara soal peningkatan investasi domestik, Anthony pun mengkritik langkah pemerintah yang kerap mengundang investor asing. Akibatnya, investasi domestik menjadi kian tertinggal, meski ia memahami investasi asing sedang ditingkatkan untuk menutupi defisit transaksi berjalan yang membesar 2018 lalu.

Mengacu pada data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), porsi penanam modal dalam negeri (PMDN) sepanjang 2018 mencapai Rp 328,6 triliun atau 45,6%. Sementara, porsi penanam modal asing (PMA) sebesar Rp 392,7 triliun atau 54,4%. Jumlah PMDN tersebut tumbuh sebesar 25,3% dibandingkan 2017 lalu, sementara jumlah PMA turun 8,8%.

Selain meningkatkan investasi domestik, tim Prabowo-Sandi juga ingin meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan memberikan stimulus konsumsi kepada masyarakat kelas bawah. Caranya adalah dengan menurunkan pajak untuk kalangan bawah.

Sementara, Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin Arif Budimanta mengatakan, ada tiga langkah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Pertama, menjaga konsumsi rumah tangga tumbuh di atas 5%. Kedua, mengupayakan investasi tumbuh double digit. Ketiga, ekspor harus diarahkan menjadi positif. "Net ekspornya minimal positif 1%," kata Arif.

(Baca: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 5%, Prabowo: Ndasmu)

Halaman:
Reporter: Rizky Alika