Hasil Survei: Media Sosial Mempengaruhi Pilihan saat Pemilu

ANTARA FOTO/HAFIDZ MUBARAK
Warga mengangkat poster bertulis penolakan terhadap hoaks jelang Pemilu 2019 saat Hari Bebas Kendaraan Bermotor di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Minggu (3/2/2019).
Editor: Yuliawati
5/4/2019, 02.00 WIB

Charta Politika menyebut informasi di media sosial berpengaruh terhadap responden dalam menentukan pilihannya saat Pemilihan Umum 2019 mendatang. Dari survei itu, 24,4% responden mengatakan media sosial sangat berpengaruh terhadap pilihan mereka serta 37,8% mengatakan cukup berpengaruh.

Sedangkan 19,1% responden mengatakan informasi media sosial mempengaruhi pilihan mereka; 13,6% menganggap informasi medsos tak berpengaruh, serta 5% tidak tahu atau tidak menjawab.

Survei dilakukan pada periode 19-25 Maret 2019 lalu dengan metode wawancara tatap muka pada 2.000 responden. Sampel dipilih acak dengan unit sampling primer kelurahan yang tersebar seluruh Indonesia. Sedangkan margin of error survei ini mencapai 2,19%.

(Baca: Media Sosial Dilarang Tampilkan Iklan Politik Saat Masa Tenang Pemilu)

Direktur Riset Charta Politika Muslimin mengatakan tren penggunaan media sosial semakin dalam dibandingkan Pemilu 2014. Dia mengatakan partai dan tokoh politik tidak bisa mengabaikan kekuatan media sosial. 

"Karena media sosial jadi medium masyarakat mengakses informasi," kata Muslimin saat konferensi pers di Jakarta, Kamis (4/4).

Dari data Charta Politika, sebanyak 78,7% responden menyatakan memiliki telepon selular, 51% menyatakan punya akun medsos. Adapun akun Whatsapp dimiliki 84,5% pemilik akun, 78,7% memiliki akun Facebook, serta 43,2% punya akun Instagram. "Intensitas medsos ini semakin besar," ujar dia.

Dari data itu, metode iklan bergambar juga menjadi salah satu yang efektif dirasakan masyarakat. Berdasarkan hasil survei, 24,4% responden mengatakan iklan dengan gambar logo parpol atau calon presiden dan wakil presiden membuat mereka mempertimbangkan pilihannya saat Pemilu 2019.

(Baca: Sambut Pemilu 2019, Facebook Luncurkan Fitur Info Kandidat Dewan)

Lalu 22% responden menganggap iklan dengan tokoh partai cukup efektif. Sedangkan 10,6% menyebut iklan aktor/aktris kader partai efektif membuat publik mempertimbangkan pilihan. "Logo dan Ketua Umum masih menjadi yang teratas," kata dia.

Adapun, PDI Perjuangan dianggap responden sebagi parpol yang paling rajin memasang baliho. Sebanyak 22,8% responden menyatakan sering melihat baliho dan spanduk yang dipajang caleg atau gambar partai banteng itu. Sedangkan spanduk dan baliho Golkar dan Gerindra berada di posisi kedua serta ketiga. "Mereka dianggap paling sering dilihat," kata dia.

Reporter: Ameidyo Daud Nasution