Medco Energi Global Pte Ltd (MEG), anak usaha PT Medco Energi Internasional Tbk, memastikan proses akuisisi Ophir Energy Plc sudah mencapai kesepakatan. Direktur Utama Medco Hilmi Panigoro mengatakan, 89% pemegang saham Ophir sudah menyetujui hal itu.
Namun, ia belum bisa banyak berkomentar. "Ada proses legal dan administrasi yang sedang berjalan. Tapi yang jelas yang menyangkut shareholder mereka sudah selesai," ujar Hilmi dalam sebuah acara diskusi di Jakarta, Selasa (2/4)
Produksi Ophir saat ini mencapai sekitar 27 ribu barel setara minyak per hari (boepd). Sementara Medco sekitar 85 ribu boepd. "Insya allah 2019 produksi kami jadi di atas 100 ribu boepd," ujar Hilmi.
(Baca: Medco Akuisisi Ophir dengan Harga Rp 7,62 Triliun)
Kalau akuisisi ini tuntas, Medco dipastikan akan menguasai sejumlah aset migas di Indonesia, termasuk aset Ophir yang diambil dari Santos Limited.
Saat ini, Ophir memiliki 67,5 persen hak kelola di PSC Madura, 45 persen hak kelola di PSC Sampang, dan tiga PSC di Bangkanai, Kalimantan Tengah yang sudah berproduksi. Selain itu, Ophir juga memiliki dua lisensi eksplorasi laut dalam di Blok Papua Barat IV dan Blok Aru.
(Baca: Ophir-Santos Rampungkan Pengeboran Sumur Paus Biru-1)
Pada Mei 2018, Ophir mengakuisisi aset-aset Santos di Asia senilai US$ 205 juta atau Rp 2,83 triliun (kurs 2018 Rp 13.800/dolar). Aset-aset yang diakuisisi termasuk PSC Madura (blok gas Maleo dan Peluang), PSC Sampang, Block 12W PSC di Vietnam, Deepwater Block R PSC di Malaysia, SS-11 PSC di Bangladesh, serta Block 123 dan 124 PSC di Vietnam.
Berdasarkan laporan keuangan Ophir semester pertama 2018, rata-rata produksi perusahaan mencapai 11.400 boepd, sedangkan pendapatannya US$ 102 juta atau sekitar Rp 1,48 triliun (asumsi kurs Rp 14.500/dolar).
(Baca: Medco Tertarik Ikut Berebut Garap Blok Corridor)
Hingga akhir tahun ini, perusahaan yang berbasis di London, Inggris itu menargetkan produksinya 27,5 ribu boepd dan pendapatannya US$ 210 juta atau Rp 3,04 triliun. Perusahaan juga memiliki utang bersih US$ 110 juta atau sekitar Rp 1,59 triliun.