Indonesia Fashion Week 2019 Incar Transaksi Rp 100 Miliar

Dini Hariyanti | Katadata
Salah satu desain busana yang akan tampil dalam Indonesia Fashion Week 2019 bertema kultur borneo.
Penulis: Michael Reily
27/3/2019, 15.46 WIB

Pameran busana terbesar Indonesia Fashion Week 2019 bakal berlangsung pada 27 Maret hingga 31 Maret 2019 di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan. Selama lima hari, sebanyak lebih dari 480 merek lokal bakal menampilkan karya sesuai tema Cultural Values.

Presiden Indonesia Fashion Week (IFW) Poppy Dharsono menargetkan nilai transaksi perhelatan IFW 2019 sebesar Rp 100 miliar, lebih tinggi daripada capaian tahun lalu yang hanya Rp 80 miliar. "Dua tahun lalu bisa mencapai Rp 100 miliar, sekarang saya pikir bisa sama lagi," kata Poppy dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (27/3).

Menurutnya, Indonesia Fashion Week 2019 semakin mendapat perhatian dunia internasional karena tidak hanya mencakup ranah budaya, tetapi juga pariwisata. Tahun ini, IFW 2019 menitikberatkan budaya dari Kalimantan yang menjadi inspirasi perayaan budaya dalam pameran.

(Baca: Agar Kebal Perang Dagang, Industri Fesyen Butuh Lebih Banyak Desainer)

Poppy menjelaskan budaya Kalimantan menginspirasi penggunaan bahan baku seperti kain tenun, songket, dan batik dari berbagai wilayah di Indonesia maupun motif perisai, flora dan fauna dalam detail desain busana. Apalagi, rumpun masyarakat Kalimantan sangat unik yang terdiri dari beberapa etnis utama seperti Melayu, Dayak, Banjar, Kutai, dan Dayak Paser.

Budaya Kalimantan merupakan hasil adaptasi, akulturasi, dan asimilasi unsur-unsur budaya dari berbagai suku. Contohnya, Sarung Samarinda, Sarung Tenun Pagatan, Benang Batik Dayak Ngaju, Kain Sasirangan Banjarmasin. "Sehingga budaya Kalimantan dapat makin dikenal luas melalui hasil karya para perancang busana,” ujar Poppy.

Upacara pembukaan Indonesia Fashion Week 2019 berlangsung menampilkan pameran busana dari puluhan desainer yang bakal berkolaborasi selama lima hari ke depan. Turut hadir juga desainer asal Myanmar, May Myat Waso.

(Baca: Kultur Borneo Jadi Inspirasi 200 Desainer Indonesia Fashion Week)

Sementara itu, Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Triawan Munaf mengungkapkan sumbangan fashion terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) mencapai 18 persen dari total ekonomi kreatif Rp 1.105 triliun pada 2017. Meski masih di bawah kuliner, fashion menyumbang sebesar Rp 198 triliun.

Triawan pun menargetkan fashion bisa tumbuh mencapai 8 persen. Pameran IFW 2019 menjadi salah satu yang menunjang target ini. "Apalagi setelah April, semua pelaku usaha pasti akan mendapatkan kepastian. Semua usaha bakal tumbuh secara signifikan," katanya.

Menurutnya, pagelaran peragaan busana bakal memacu perkembangan industri fashion. Sebab, salah satu tantangan dalam penggunaan produk adalah promosi. Namun, perkembangan digital juga memudahkan pelaku usaha dalam melakukan pemasaran produk.

(Baca: Desainer Sorot Perubahan Pasar Fesyen Domestik)