Rencana Pengembangan Blok Masela Hitung Nilai Keekonomian

Arief Kamaludin | Katadata
20/3/2019, 08.17 WIB

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) masih meninjau rencana pengembangan (Plan of Development/POD) Blok Masela yang dikerjakan oleh Inpex Masela Ltd.

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto menjelaskan, hingga kini pihaknya masih melakukan kajian tentang keekonomian yang cocok. "Kalau investor mengharapkan keekonomiannya bagus. Kami tentu berpikir bagaimana kepentingan negara bisa semaksimal mungkin," kata dia di Jakarta, Selasa (19/3).

Sebelumnya, ia mengatakan Inpex menginginkan tingkat pengembalian investasi (Internal Rate of Return/IRR) proyek Masela sebesar 15%. Namun, ia belum bisa memastikan apakah keinginan tersebut disetujui atau tidak. Yang jelas, pemerintah akan menjaga keekonomian proyek.

(Baca: Demi Dongkrak Cadangan, SKK Migas Targetkan Pengembangan 45 Lapangan)

Selain soal keekonomian, Dwi menjelaskan, masih ada kendala dalam pembuatan pra-desain kontruksi (Pre Front End Engeneering Design/FEED). Adapun desain memengaruhi dana investasi.

Adapun pihaknya berupaya agar investasi proyek baru itu bisa di bawah US$ 20 miliar, meskipun Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan memperkirakan investasi proyek itu bisa mencapai US$ 20 miliar.

Pada 2016, Presiden Joko Widodo mengumumkan proyek Blok Masela menggunakan skema pengolahan di darat. Keputusan ini berbeda dengan usulan Inpex yang menginginkan skema pengolahan di laut (FLNG).

(Baca: Proyek Blok Masela Butuh Lahan Luas, Tanah Sudah Dibebaskan Bisa Batal)

Dengan skema darat, pemerintah menaksir proyek Masela baru bisa beroperasi 2027. Namun, Dwi, usai dilantik menjadi Kepala SKK Migas, menargetkan proyek ini bisa beroperasi lebih cepat yakni 2025.