Presiden Joko Widodo (Jokowi) dijadwalkan mengunjungi Pondok Pesantren Miftahul Huda yang berada di Kecamatan Manonjaya, Kabupaten Tasikmalaya, Rabu (27/2) sore. Sejak pagi, Pemimpin Pondok Pesantren Miftahul Huda Kiai Haji Abdul Aziz Affandi sudah menyiapkan penyambutan.
Abdul Aziz menyebut dirinya dengan sebutan Harejo alias Haji Rekan Jokowi. Sepanjang jalan Pasir Panjang di Tasikmalaya - jalan menuju Pondok Pesantren Miftahul Huda - poster sang pemimpin pondok pesantren dengan jargon Harejo berjajar di tonggak kayu yang dipasang dengan interval sekitar 1 meter.
Menurut jadwal, Jokowi seharusnya hadir pada pukul 15.30 WIB di ponpes tersebut untuk menyalurkan KUR Ketahanan Pangan. Namun, hujan menyebabkan keberangkatan helikopter presiden dari Banjar - jaraknya sekitar 40 kilometer dari Tasikmalaya - tertunda.
Sehingga, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution harus mengambil alih kegiatan simbolik penyerahan KUR kepada debitur di Tasikmalaya. Terlihat hadir pula di acara tersebut Menteri Koperasi dan UKM Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga.
Jokowi baru tiba di Pondok Pesantren Miftahul Huda sekitar pukul 17.00 WIB, bersama Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. Kedatangannya menghapuskan kebosanan para debitur KUR serta para santri pondok pesantren. "Saya senang karena sore hari ini telah dibagikan KUR ke petani dan peternak sebanyak 632 orang," katanya seraya membuka sambutan.
(Baca: 2019, Penyaluran KUR Peternakan dan Pertanian Ditargetkan Rp 28 T)
KUR Ketahanan Pangan
Dalam pidatonya, Jokowi mengundang dua orang ibu-ibu yang mendapatkan KUR, petani asal Garut bernama Irawati serta peternak dari Tasikmalaya yang memilih dipanggil Fathona. Sambil bercanda dengan kedua petani-peternak itu, Jokowi menanyakan rencana penggunaan KUR yang telah mereka dapatkan.
Irawati mengaku, KUR yang didapatnya sebesar Rp 7 juta untuk modal beli pupuk, gaji pegawai, serta sewa traktor. Petani jagung itu mengaku akan memiliki panen sebesar 2 ton sehingga bakal mendapatkan uang sekitar Rp 9 juta dengan harga jual jagung Rp 3 ribu per kilogram.
Dalam perhitungan itu, surplus yang Irawati dapatkan sekitar Rp 2 juta. Keuntungan KUR adalah pembayarannya bisa dilakukan setelah hasil produksi panen. Irawati yang selalu tertawa lalu meminta bersalaman dan hadiah dari Jokowi. Dia bahkan sempat meminta foto bersama di atas panggung.
Fathona yang lebih pendiam bercerita tentang keinginannya untuk membeli sapi bakalan seharga Rp 7,5 juta. Sehingga, dia hanya perlu menambah Rp 500 ribu karena mendapat KUR senilai Rp 7 juta. Dia berjanji akan melunasi KUR tersebut setelah 1,5 tahun karena ia menghitung bisa keuntungan dari penjualan sapi bisa mencapai Rp 15 juta.
Jokowi berpesan kepada masyarakat Tasikmalaya supaya menggunakan uang KUR lebih hati-hati, tidak untuk membeli motor dan juga peralatan make-up serta pakaian. "Nanti bayar cicilan tidak bisa, asetnya malah ditarik oleh bank," ujarnya sambil tertawa.
Setelah selesai sambutan presiden, giliran Abdul Aziz mendapatkan panggung untuk menuturkan doa. Dalam doanya, dia menyebutkan keluarga dan pesantrennya mendukung Jokowi dan selalu meminta kemenangan lagi dalam Pemilihan Presiden yang digelar 17 April mendatang.
Abdul Aziz pun menggemuruhkan kata-kata Harejo, sebagai simbol dukungannya kepada Jokowi untuk mendapatkan kemenangan lagi. Tak lupa, dia menegaskan bahwa acara itu bukan bagian kampanye. "Ini bukan acara menteri, ini acara saya - Haji Abdul Aziz," katanya menutup acara sambil mengantar kepergian Jokowi.
(Baca: Persaingan Ketat Jokowi-Prabowo Berburu Suara di Pondok Pesantren)