Minim Substansi, Jokowi dan Prabowo Tuai Kritik di Debat Kedua Capres

ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
Kedua calon presiden dinilai belum menyentuh permasalahan yang menjadi tema debat kedua, yakni energi, pangan, SDA, lingkungan, dan infrastruktur.
Penulis: Dimas Jarot Bayu
21/2/2019, 19.35 WIB

Debat putaran kedua yang membahas energi, pangan, sumber daya alam, lingkungan hidup, dan infrastruktur dianggap hanya menyentuh permukaan masalah. Kedua calon presiden (capres) tidak masuk ke dalam substansi masalah yang ada di dalam lima tema tersebut.

Manajer Kampanye Keadilan Iklim Walhi Yuyun Harmono mencontohkan, hal itu terjadi ketika kedua kandidat membahas masalah reforma agraria. Ketika itu, capres nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi) banyak membahas capaiannya membagi-bagikan sertifikat tanah selama empat tahun memerintah.

Padahal, kata Yuyun, reforma agraria tidak sekadar pembagian sertifikat. Reforma agraria harusnya membahas bagaimana mewujudkan keadilan hak atas tanah. Ini berkaitan pula dengan proses redistribusi lahan.

Sayangnya, calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto tidak mempermasalahkan itu. Prabowo malah menyebut pembagian sertifikat tanah hanya merupakan kebijakan untuk 1-2 generasi, namun tak cukup untuk jangka panjang.

"Ini menjauh dari persoalan. Harusnya tagih saja implementasinya berapa? Kenapa tidak sesuai target yang dijanjikan?" kata Yuyun.

(Baca: Jokowi Sebut Pembagian Sertifikat Lahan di 2018 Lampaui Target)

Tak Menjawab Tantangan Pangan

Anggota Kelompok Kerja Ahli Dewan Ketahanan Pangan Khudori juga menyatakan hal senada. Menurut Khudori, belum ada elaborasi dari kedua capres bagaimana menghadapi tantangan pangan ke depan.

Sebab, Jokowi dan Prabowo tidak membahas langkah mereka terkait sistem produksi, distribusi, perdagangan, konsumsi, hingga stok pangan untuk membenahi masalah pangan di Indonesia. "Saya kira itu yang ditunggu-tunggu publik, tapi belum muncul," kata Khudori.

Ekonom Universitas Indonesia (UI) Fithra Faisal menilai banyak pernyataan Jokowi dan Prabowo dalam debat kedua tidak relevan. Dia mencontohkan hal tersebut ketika membahas persoalan energi.

Fithra mengatakan, Jokowi dan Prabowo dalam tema tersebut lebih banyak membahas biodiesel. "Masalah energi kok jadi irelevan. Kenapa yang diomongin B-20, B-100? Bukan itu," kata Fithra.

Menurut Fithra, sumber energi baru terbarukan (EBT) tidak hanya berasal dari biodiesel. Seharusnya Jokowi dan Prabowo membahas sumber EBT lainnya, seperti solar cell, minihidro, hingga geothermal. "Padahal 2020 ini terbuka windows of opportunity-nya. Kita punya keunggulan itu asal pemerintah mau care investasi di sana," kata Fithra.

(Baca: Debat Kedua, Jokowi dan Prabowo Diminta Paparkan Strategi Dorong EBT)