Kelompok musik Slank merekam sepuluh lagu untuk album ke-23 mereka di studio Lokananta, Surakarta, Jawa Tengah. Semakin panjang daftar musisi yang pernah berkarya bersama perusahaan rekaman pertama di Indonesia ini.
Drummer Slank Bimbim menyatakan bahwa timnya menyelesaikan proses rekaman di Lokananta dalam lima hari. "Lima hari untuk sepuluh lagu di album ini," tuturnya mengutip Antara, Kamis (7/2).
Musisi legendaris yang lebih dulu menelurkan lagu di Lokananta di antaranya Waldjinah, Gesang, Titiek Puspa, dan Bing Slamet. Grup musik masa kini yang juga pernah berkarya di studio ini, contohnya White Shoes and The Couples Company, Pandai Besi, dan Glenn Fredly.
(Baca juga: Kontroversi 6 Pasal RUU Permusikan yang Ingin Dihapus oleh Musisi)
Lokananta beroperasi sejak 1956. Satu-satunya label milik negara ini bertugas untuk memproduksi serta menduplikasi piringan hitam dan kaset audio. Pada 1983, hadir unit produksi penggandaan film berformat pita magnetik (Betamax dan video home system).
Label rekaman bagian dari Perum Percetakan Negara Republik Indonesia (PNRI) Cabang Surakarta tersebut, kini merambah platform digital. Pada 2016, tepat pada ulang tahun ke-60, Lokananta menggandeng JK Records meluncurkan distribusi streaming koleksi lagu-lagunya. Masyarakat bisa menikmati melalui Spotify dan Deezer.
Sempat dikabarkan pula bahwa pada tahun yang sama, Lokananta bekerja sama dengan Lokananta Project meluncurkan www.lokanantamusik.com sebagai perpustakaan digital untuk arsip musik. Sayang, situs ini tidak bisa diakses.
(Baca juga: Pameran di AS, Produsen Alat Musik Lokal Raup Transaksi Rp 19 Miliar)
Berkomentar tentang Lokananta, Vokalis Slank Kaka menyatakan bahwa meskipun usia dapur rekaman ini tua tetapi kualitas karya yang dihasilkan tetap berstandar internasional. Bahkan, proses rekaman selama lima hari merupakan yang tercepat bagi grup musiknya.
"Mungkin karena kondisi Kota Solo juga yang mendukung cepat selesainya proses rekaman ini," ujar Kaka.
Materi pembuatan album ke-23 Slank disiapkan sejak tahun lalu. Eksekusi baru dilakukan pada tahun ini karena terjeda jadwal tur. Saat memasuki 2019, grup musik ini menjalani proses latihan sebelum rekaman di Lokananta.
"Untuk proses latihan, kami lakukan pada Januari dan masuk dapur rekaman pada Februari ini. Rencana album akan rilis tahun ini. Kami juga tertarik untuk rilis album di Lokananta," tutur Kaka.
Tema lagu dalam album terbaru Slank dipastikan tidak berbeda jauh dibandingkan dengan karya terdahulu. "Bertema sosial. Ada juga lagu yang tentang surga. Kami akan menertawakan diri kami sendiri," ucap kaka.
(Baca juga: Erwin Gutawa Pentaskan 30 Lagu Menceritakan Tiga Musisi Perempuan)
Terkesan dengan Lokananta, Slank mengusulkan agar gedung studio rekaman legendaris ini kelak menjadi museum. Pasalnya, perusahaan inilah yang mengawal perjalanan industri musik nasional. "Lokananta ini sangat mendukung dijadikan museum musik," katanya.
Saat ini, terdapat beberapa layanan yang disediakan Lokananta, yaitu rekaman, fasilitas studio musik, penyiaran, serta percetakan dan penerbitan. Tersimpan setidaknya 5.000 lagu berbagai genre, populer maupun bernuansa kedaerahan. Ada pula rekaman pidato kenegaraan Presiden Soekarno.
Bangunan Lokananta di Jalan Ahmad Yani 387, Surakarta, Jawa Tengah kini menjadi situs cagar budaya. Dua pegawai RRI Surakarta yang mempelopori pendirian perusahaan rekaman ini, yaitu Oetojo Soemowidjojo dan Raden Ngabehi Soegoto Soerjodipoero.