IFAD Apresiasi Program Dana Desa Indonesia

Katadata
Penulis: - Tim Publikasi Katadata
Editor: Arsip
4/2/2019, 10.58 WIB

JAKARTA - Kesuksesan program dana desa mengundang perhatian dunia. Bahkan, International Fund for Agricultural Development (IFAD) meminta Indonesia berbagi pengalaman mengelola dana Desa dengan negara-negara lain.

 

IFAD mengundang Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Eko Putro Sandjojo untuk menjadi pembicara di hadapan sejumlah negara di Roma pada 15 Februari 2019 mendatang. Eko menyampaikan hal tersebut saat memberi arahan pada Rapat Teknis Direktorat Jenderal Pengembangan Daerah Tertentu Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (PDTu Kemendes PDTT) Tahun Anggaran 2019 di Jakarta, Jumat (1/2).

 

“Pembangunan dengan dana desa diapresiasi bukan hanya di negara ini. Tapi juga oleh negara-negara lain. Bahkan kita diundang IFAD untuk sharing kepada sejumlah negara di dunia. Itu akibat kerja keras Indonesia dalam mensukseskan pembangunan di desa," jelas Eko.

 

Ia mengatakan, dana desa sebesar Rp187 Triliun yang disalurkan sejak 2015-2018 telah menghasilkan pembangunan infrastruktur dengan jumlah sangat signifikan. Untuk 2019, dana desa akan diprioritaskan untuk pengembangan sumber daya masyarakat dan ekonomi.

 

"Makanya BUMDes-nya kita gerakkan. Bisa dengan membuat desa wisata, bank sampah, simpan pinjam dan lain sebagainya," lanjutnya.

 

Eko menegaskan, pembangunan perdesaan sangat penting untuk mengatasi kemiskinan dan kesenjangan. Pembangunan di pedesaan tak hanya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, namun juga menentukan maju atau tidaknya Indonesia secara ekonomi.

 

Prediksi Indonesia yang akan menjadi negara nomor empat ekonomi dunia pada 2050, tidak akan terjadi jika tidak dibarengi dengan pengurangan kemiskinan dan kesenjangan. “Dan kemiskinan itu ada di desa, daerah tertinggal, dan daerah tertentu," katanya.