Transaksi Go-Food di Lima Lokasi Ini Naik Tertinggi

Katadata/Desy Setyowati
Ayam Parape Daeng Pa'Ja di Go-Food Festival Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta, Jumat (6/7).
Penulis: Dini Hariyanti
8/1/2019, 17.14 WIB

Kenaikan transaksi pembelian makanan dan minuman melalui Go-Food di Sukabumi, Samarinda, Balikpapan, Padang, dan Cirebon tertinggi sepanjang 2018. Faktor pendukung salah satunya terkait pertumbuhan merchant mitra Go-Food di wilayah ini.

VP Marketing Go-Food Aristo Kristandyo menyatakan, pihaknya tidak memiliki basis data untuk menganalisis penyebab pertumbuhan transaksi via Go-Food di daerah yang sebagian besar luar Jawa tersebut.

"Banyak faktor yang menyebabkan daerah tersebut naik. Bisa karena pertumbuhan merchant mitra kami yang juga naik. Go-Food juga bisa memberikan solusi alternatif baru bagi pengguna di kota bersangkutan," katanya kepada Katadata.co.id, Selasa (8/1).

(Baca juga: Empat Menu Terbanyak yang Dipesan Melalui Go-Food

Sampai dengan pengujung tahun lalu, mitra Go-Food berskala usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) mengalami kenaikan sekitar 50%. Total merchant layanan pesan antar daring ini sejumlah 300.000, sekitar 80% di antaranya adalah pelaku UMKM.

Pengguna Go-Food melalui aplikasi Go-Jek menilai layanan ini sebagai inovasi teknologi digital yang memudahkan aktivitas wisata kuliner mereka. "(Go-Food) beri alternatif informasi pilihan resto, alternatif solusi atas kebutuhan makan kala labar," ucap Aristo.

(Baca juga: Eatwell Culinary Perluas Jaringan Restoran ke Kota Level Kedua)

Go-Food mencatat makanan dan minuman yang dikirim kepada pelanggan melalui mitra pengemudi mencapai 500 juta sepanjang tahun lalu. Angka ini berasal dari aktivitas pesan antar di 167 kota/kabupaten yang dilayani Go-Jek.

Terdapat empat karakter makanan dan minuman hits pada 2018, yaitu aneka minuman olahan kopi, makanan bersensasi pedas, variasi bumbu telur asin, dan beragam menu manis. "Kalau tren 2019 lebih ke makanan sehat (dan jajanan unik)," ucap Chief Commercial Expansion Go-Jek Catherine Hindra Sutjahyo.

Asumsi tersebut merujuk kepada kata kunci terbanyak digunakan, seperti 'sayur', 'vegetarian', 'vegan', 'cheese tea', dan 'indonut'. (Baca juga: Budaya Makanan dan Lingkungan Sehat Ala Burgreens)